Banner

COVID-19 – Warga AS akan diwajibkan bayar vaksin dan pengobatan

Sejumlah orang berjalan melewati papan penanda untuk melakukan tindakan pencegahan COVID-19 di luar sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat, pada 6 September 2021. (Xinhua/Wang Ying)

Vaksin dan pengobatan COVID-19 di Amerika akan dikomersialkan paling cepat pada Januari 2023 karena Kongres AS sudah hampir kehabisan dana.

 

Washington, AS (Xinhua) – Warga Amerika Serikat (AS) akan diwajibkan membayar biaya vaksin dan perawatan COVID-19 paling cepat pada Januari 2023, karena Kongres AS sudah hampir kehabisan dana, demikian dilaporkan oleh The Washington Post.

Awal bulan ini, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan mengumumkan bahwa penjualan vaksin COVID-19 secara komersial, yang sebelumnya didistribusikan oleh pemerintah AS dan ditawarkan secara gratis, dapat dimulai pada awal 2023, sehingga warga Amerika harus mendapatkan vaksin melalui perusahaan asuransi atau membayar sendiri, seperti tertulis dalam laporan itu.

Setelah pembelian federal berakhir, sekitar 8 persen dari populasi AS yang tidak memiliki asuransi kesehatan akan terkena dampak terburuk, lanjutnya.

Bahkan mereka yang memiliki asuransi kesehatan harus mendanai sebagian biaya tersebut dari kocek pribadi, yang merupakan masalah karena biaya hidup di Amerika Serikat tengah melonjak, menurut laporan itu, seraya menambahkan bahwa kemungkinan besar lebih sedikit orang yang memenuhi syarat akan terdorong untuk melakukan vaksinasi keempat.

Banner
Vaksin dan pengobatan COVID-19 di AS
Seorang tenaga kesehatan memeriksa suhu tubuh pengunjung di sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat, pada 13 Desember 2021. (Xinhua/Wang Ying)

Tingkat kepuasan

Menurut sebuah survei baru-baru ini, tingkat kepuasan masyarakat terhadap sistem perawatan kesehatan Amerika Serikat menunjukkan level yang sangat rendah, dengan lebih dari separuh warga Amerika menyatakan ketidakpuasannya.

Survei yang dilakukan dari 28 Juli hingga 1 Agustus oleh Associated Press-NORC Center for Public Affairs Research itu menyurvei orang dewasa Amerika terkait pandangan mereka terhadap sistem perawatan kesehatan negara itu.

Dalam survei tersebut, 56 persen orang dewasa mengatakan perawatan kesehatan secara umum tidak tertangani dengan baik di negara itu. Orang dewasa keturunan Afrika dan Hispanik mengaku sangat khawatir, dengan sekitar 60 persen dari mereka menunjukkan kekhawatiran akan akses perawatan kesehatan.

Responden bahkan memberikan penilaian yang lebih rendah terhadap cara penanganan biaya obat resep, kualitas perawatan di panti jompo, dan perawatan kesehatan mental.

Persentase responden yang menyatakan ketidakpuasan terhadap ketiga layanan kesehatan tersebut masing-masing mencapai hingga 74 persen, 62 persen, dan 70 persen, dengan hanya atau kurang dari 6 persen yang mengatakan ketiga layanan itu dilakukan dengan sangat baik di AS.

Vaksin dan pengobatan COVID-19 di AS
Sejumlah tenaga kesehatan membawa seorang pasien ke sebuah rumah sakit di New York, Amerika Serikat, pada 13 Desember 2021. (Xinhua/Wang Ying)

Sistem perawatan kesehatan

Banner

Tingkat ketidakpuasan masyarakat AS terhadap layanan kesehatan sangat mungkin akan lebih terperosok saat musim flu parah datang sementara COVID-19 masih menyebar. Hal ini berpotensi membuat sistem perawatan kesehatan di Amerika Serikat kewalahan, demikian diperingatkan oleh seorang pakar medis AS.

“Jika kita menghadapi musim influenza level sedang hingga tinggi yang menyebabkan 300.000 hingga 400.000 kasus rawat inap dan juga harus menghadapi gelombang COVID musim gugur atau musim dingin, sistem rumah sakit di seluruh penjuru negeri akan kewalahan,” tulis sebuah artikel yang diterbitkan pada Jumat (9/9) di majalah Time mengutip Brandon Webb, ahli penyakit menular di Pusat Medis Intermountain Negara Bagian Utah.

Tingkat keparahan musim flu bervariasi dari tahun ke tahun dan bergantung pada berbagai faktor, termasuk kekebalan pada populasi dan jenis influenza yang menyebar.

“Kami melihat rekor kekebalan masyarakat terhadap influenza terendah di seluruh dunia, dan terutama di AS,” kata Webb.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan