Katalin Novak yang terpilih pada 2022, memberikan pengampunan kepada Endre K., mantan wakil direktur sebuah panti asuhan, pada April 2023.
Budapest, Hongaria (Xinhua) – Presiden Hongaria Katalin Novak mengundurkan diri dari jabatannya pada Sabtu (10/2), menyusul munculnya skandal pengampunan terhadap pelaku pelecehan terhadap anak.
“Saya berbicara kepada Anda sebagai presiden untuk terakhir kalinya, saya mengundurkan diri dari jabatan presiden Republik (Hongaria),” kata Novak di saluran televisi nasional M1.
“Saya meminta maaf kepada mereka yang telah saya sakiti dan kepada semua korban yang mungkin merasa saya tidak mendukung mereka. Saya telah, sedang, dan akan mendukung perlindungan anak-anak dan keluarga,” imbuhnya.
Novak memberikan pengampunan kepada Endre K., mantan wakil direktur sebuah panti asuhan, pada April 2023. Menurut situs berita lokal 444.hu, pengampunan tersebut memicu gelombang protes pada Jumat (9/2) di Budapest yang menuntut pengunduran diri Novak.
Tak lama setelah pengunduran diri Novak, mantan menteri kehakiman Hongaria Judit Varga juga mengundurkan diri dari jabatan publik.
“Saya mengambil tanggung jawab politik karena ikut menandatangani keputusan presiden. Saya menarik diri dari kehidupan publik, mengundurkan diri dari mandat parlemen, dan mengundurkan diri sebagai pemimpin Parlemen Eropa,” kata Varga di akun media sosialnya.
Varga menjabat sebagai menteri kehakiman ketika Novak menandatangani pengampunan kontroversial tersebut.
“Katalin Novak dan Judit Varga telah mengambil keputusan yang bertanggung jawab, dan kami menghormatinya,” kata Mate Kocsis, ketua kelompok parlemen dari partai berkuasa Fidesz, terkait pengunduran diri mereka di akun Facebook-nya.
Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban mengatakan via Facebook pada Kamis (8/2) bahwa dia telah mengajukan amendemen konstitusi atas nama pemerintah untuk mencegah pengampunan bagi pelaku kejahatan yang dilakukan terhadap anak di bawah umur.
“Tidak akan ada pengampunan bagi pelaku pedofilia,” kata Orban.
Dipilih oleh parlemen Hongaria pada 2022, Novak menjadi presiden wanita pertama di negara itu sekaligus presiden termuda yang memegang jabatan yang sebagian besar bersifat seremonial itu.
Laporan: Redaksi