Kasus pembunuhan di AS yang meningkat merupakan “merupakan kombinasi kompleks dari faktor-faktor yang berkaitan dengan atau berpotensi diperburuk oleh pandemi, namun secara inheren bukan pandemi itu sendiri.”
Jakarta (Indonesia Window) – Kasus pembunuhan di tingkat nasional di Amerika Serikat (AS) pada 2021 tercatat mengalami kenaikan 6 persen dibandingkan pada 2020.
Data tersebut meresahkan, namun tak seberapa jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya, ketika tingkat kasus pembunuhan di AS melonjak hampir 30 persen, mencapai rekor tahunan tertinggi, menurut laporan CNBC pada pertengahan Agustus.
Kenaikan tajam itu “merupakan kombinasi kompleks dari faktor-faktor yang berkaitan dengan atau berpotensi diperburuk oleh pandemi, namun secara inheren bukan pandemi itu sendiri,” kata Jeff Asher, salah satu pendiri perusahaan konsultan data AH Analytics, seperti dikutip oleh jaringan televisi tersebut.
Pandemik “menempatkan para individu yang menghadapi risiko kekerasan tertinggi di bawah tekanan besar, dan mereka sudah berada di bawah tekanan sejak awal,” kata Thomas Abt, senior fellow dari Dewan Peradilan Pidana.
“Pada saat yang sama, pandemi juga menempatkan lembaga-lembaga yang bertanggung jawab menangani individu-individu tersebut, yaitu lembaga penegak hukum, pengadilan, serta pekerja berbasis komunitas, di bawah tekanan yang luar biasa,” tambah Abt.
Pandemik menjadi katalis utama dalam kenaikan jumlah kasus pembunuhan, tetapi bukan satu-satunya faktor, menurut laporan tersebut, yang mengutip pernyataan Abt bahwa “terdapat lonjakan besar dalam hal pembelian senjata api legal selama pandemi. Sejumlah besar senjata api yang dibeli secara legal itu jatuh ke tangan para pelaku kriminal lebih cepat dari biasanya.”
Kriminalitas
Sementara itu, baru-baru ini Fox News mengutip data yang dikumpulkan oleh pihak kepolisian, menyebutkan bahwa Kota New Orleans di Negara Bagian Louisiana, Amerika Serikat (AS) mencatatkan tingkat pembunuhan per kapita tertinggi di antara kota-kota di AS pada paruh pertama tahun ini.
Tingkat pembunuhan di kota itu mencapai 36,8 per 100.000 penduduk per 30 Juni, sesuai dengan kompilasi data kepolisian dari kota-kota dengan populasi lebih dari 200.000 jiwa oleh salah satu pendiri AH Analytics, Jeff Asher.
Di bawah New Orleans, Baltimore mencatatkan tingkat pembunuhan di angka 29,1, disusul Birmingham 28, St. Louis 27,8, Milwaukee 19, Cleveland 16,9, Rochester 16,6, Philadelphia 15,1, Atlanta 14,9, dan Kansas City 14,6.
Angka-angka ini hanya mencerminkan jumlah pembunuhan sampai pertengahan 2022 dan dapat berubah, ungkap laporan tersebut, seraya menyebutkan bahwa sebuah tren terlihat dalam hal peningkatan kekerasan di seantero AS secara keseluruhan.
“Pada 2021, lebih dari 12 kota (di AS) melaporkan rekor jumlah pembunuhan, menyusul tren kekerasan yang dimulai pada 2020,” tambah laporan itu.
Sumber: Xinhua
Laporan: Redaksi