Jumlah jurnalis yang terbunuh tahun lalu mencatat rekor tertinggi, menjadikan 2023 sebagai tahun paling mematikan dalam satu dekade bagi para pekerja media, dengan 90 kasus kematian dari total 140 tercatat di Timur Tengah.
Jenewa, Swiss (Xinhua) – Jumlah jurnalis yang terbunuh tahun lalu mencatat rekor tertinggi, menjadikan 2023 sebagai tahun paling mematikan dalam satu dekade bagi para pekerja media, demikian diumumkan oleh Press Emblem Campaign (PEC) yang berbasis di Jenewa pada Rabu (3/1).
Menurut PEC, 140 jurnalis terbunuh pada 2023. Dari total kasus kematian tersebut, 90 di antaranya tercatat di Timur Tengah, disusul oleh 20 kematian di Amerika Latin, 12 di Asia, 11 di Afrika, empat di Eropa, dan tiga di Amerika Utara.
Dalam tiga bulan terakhir pada 2023 di Gaza, rata-rata satu jurnalis terbunuh setiap harinya, kata PEC. Sedikitnya 81 jurnalis tewas di Jalur Gaza sejak 7 Oktober.
“Kami mengutuk serangan tak pandang bulu ini,” kata Presiden PEC Blaise Lempen.
Didirikan pada Juni 2004 oleh sekelompok jurnalis internasional, PEC adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat (LSM) yang bertekad untuk memperkuat perlindungan hukum dan keamanan bagi para jurnalis di daerah konflik, daerah kerusuhan sipil, atau dalam misi berbahaya.
Laporan: Redaksi