Banner

Israel sebut ada rudal baru dari Iran usai gencatan senjata

Pasukan keamanan dan tim penyelamat Israel bekerja di lokasi yang terdampak serangan rudal dari Iran di Tamra, Israel, pada 15 Juni 2025. (Xinhua/JINI/David Cohen)

Israel mengklaim telah mengidentifikasi rudal dari Iran, tidak lama setelah pihak berwenang Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

 

Yerusalem/Teheran, Wilayah Palestina yang diduduki/Iran (Xinhua/Indonesia Window) – Israel pada Selasa (24/6) mengklaim bahwa mereka telah mengidentifikasi rudal dari Iran, tidak lama setelah pihak berwenang Israel mengatakan bahwa pihaknya telah menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump.

Sementara itu, media Iran mengatakan berita mengenai serangan rudal baru dari Iran setelah berlakunya gencatan senjata tersebut adalah “tidak benar.”

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa dirinya telah “menginstruksikan militer untuk merespons secara tegas pelanggaran gencatan senjata oleh Iran dengan serangan yang intens” terhadap target-target “di pusat kota Teheran.”

Rudal-rudal tersebut memicu sirene serangan udara di seluruh wilayah Haifa sebelum dicegat oleh sistem pertahanan udara Israel, menurut pihak militer Israel. Tidak ada korban luka atau kerusakan yang dilaporkan.

Banner

Sementara itu, Angkatan Udara Israel melanjutkan serangannya di Iran, melepaskan gelombang serangan lain di Iran barat, dengan militer tersebut mengatakan bahwa pihaknya menargetkan peluncur rudal.

Eskalasi terbaru ini terjadi tidak lama setelah Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Selasa tersebut mengatakan bahwa Israel telah menerima gencatan senjata yang diusulkan oleh Trump dan telah mencapai tujuan perangnya melawan Iran.

Menurut sebuah pernyataan dari kantor PM Israel, Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah mencapai tujuannya untuk menyingkirkan ancaman nuklir dan rudal balistik Iran.

Stasiun televisi Iran, Press TV, sebelumnya pada Selasa yang sama mengatakan bahwa gencatan senjata dimulai setelah gelombang serangan Iran terhadap Israel.

Trump sebelumnya telah mengumumkan bahwa gencatan senjata antara kedua belah pihak akan dimulai sekitar pukul 04.00 GMT (11.00 WIB), dengan Iran diharapkan menghentikan operasinya terlebih dahulu.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi sebelumnya mengatakan bahwa tidak ada “kesepakatan” mengenai gencatan senjata antara Iran dan Israel. Namun, dia mengatakan Iran akan siap untuk menghentikan serangan balasan lanjutan jika serangan Israel berhenti per pukul 04.00 waktu Teheran (07.30 WIB).

Banner

“Jika Israel menghentikan agresi ilegalnya terhadap rakyat Iran selambat-lambatnya pukul 04.00, Iran tidak berniat untuk melanjutkan serangan balasannya setelah itu,” tulis Araqchi dalam sebuah unggahan di media sosial X, seraya menambahkan bahwa “keputusan akhir mengenai penghentian operasi militer kami akan dibuat nanti.”

Beberapa jam sebelumnya, seorang pejabat senior Iran mengatakan kepada CNN bahwa Teheran belum menerima proposal gencatan senjata resmi dari AS dan tidak melihat adanya alasan untuk menghentikan serangan.

“Pada saat ini, musuh sedang melakukan agresi terhadap Iran, dan Iran dalam kondisi siap untuk mengintensifkan serangan balasannya, tanpa mau mendengarkan kebohongan musuh-musuhnya,” ujar pejabat tersebut. Dia menambahkan bahwa pernyataan dari para pemimpin AS dan Israel akan dilihat sebagai “penipuan” yang dimaksudkan untuk membenarkan serangan lebih lanjut terhadap Iran.

Narasi-narasi yang saling bertentangan ini menimbulkan pertanyaan tentang implementasi dan keberlangsungan gencatan senjata. Masih belum jelas apakah kesepakatan yang dilaporkan tersebut telah dikomunikasikan melalui jalur diplomatik, atau apakah kedua belah pihak berniat untuk mematuhi ketentuan-ketentuan itu.

Trump pada Senin (23/6) malam waktu setempat mengumumkan bahwa Israel dan Iran telah mencapai kesepakatan resmi untuk mengimplementasikan gencatan senjata penuh, menandai apa yang disebutnya sebagai akhir dari “Perang 12 Hari”.

Dalam sebuah unggahan di platform Truth Social pada Senin, Trump mengatakan bahwa gencatan senjata pada awalnya akan berlangsung selama 12 jam, dengan para pihak yang berkonflik akan mempertahankan sikap “damai dan saling menghormati”.

Banner

“Dengan asumsi bahwa semuanya berjalan sebagaimana mestinya, yang pasti akan terjadi,” tulis Trump, “saya ingin mengucapkan selamat kepada kedua negara … karena memiliki stamina, keberanian, dan kecerdasan untuk mengakhiri apa yang dapat disebut sebagai ‘PERANG 12 HARI’.”

Menyebut kesepakatan ini sebagai sebuah terobosan yang “dapat menyelamatkan Timur Tengah dari kehancuran selama bertahun-tahun,” Trump mengakhiri pengumumannya dengan sebuah pesan menyentuh tentang persatuan. “Tuhan memberkati Israel, Tuhan memberkati Iran, Tuhan memberkati Timur Tengah, Tuhan memberkati Amerika Serikat, dan TUHAN MEMBERKATI DUNIA!” tulisnya.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan