Banner

Israel ancam intensifkan serangan di Gaza jika kesepakatan pembebasan sandera tidak tercapai

Sebuah kendaraan yang hancur terlihat pascaserangan udara Israel di Deir al-Balah, Jalur Gaza tengah, pada 26 Desember 2024. (Xinhua/Marwan Dawood)

Israel akan mengintensifkan operasi militernya di Gaza jika Hamas tidak menyetujui perjanjian pembebasan sandera “segera.”

 

Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Rabu (1/1) mengeluarkan peringatan keras, menyatakan bahwa Israel akan mengintensifkan operasi militernya di Gaza jika Hamas tidak menyetujui perjanjian pembebasan sandera “segera.”

Dalam sebuah pernyataan publik, Katz mengatakan jika Hamas tidak mengizinkan pembebasan sandera Israel, kelompok tersebut akan menghadapi “serangan dengan intensitas yang belum pernah terjadi di Gaza dalam waktu yang lama.” Dia menekankan bahwa militer Israel akan “meningkatkan dan mengintensifkan” upayanya terhadap kubu-kubu militan di Gaza hingga para sandera dibebaskan dan Hamas “dilenyapkan”.

Negosiasi yang dimediasi oleh Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat (AS) terhenti karena isu-isu utama, termasuk kelanjutan gencatan senjata. Hamas berusaha untuk memperpanjang gencatan senjata, sementara Israel bersikeras pada hak untuk melanjutkan aksi militer jika mereka melihat adanya ancaman keamanan. Poin perdebatan lainnya adalah tuntutan Hamas untuk penarikan pasukan Israel dari Gaza, yang ditentang oleh Israel, menegaskan perlunya kelanjutan kehadiran militer guna mempertahankan kontrol keamanan.

Israel akan mengintensifkan operasi
Anak-anak yang terluka terlihat di sebuah rumah sakit pascaserangan udara Israel di kantor pusat Pertahanan Sipil di Gaza City pada 1 Januari 2025. Jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel yang masih berlangsung di Jalur Gaza bertambah menjadi 45.553 jiwa, kata sejumlah otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza dalam sebuah pernyataan pada Rabu (1/1). (Xinhua/Abdul Rahman Salama)

Serangan yang dipimpin Hamas di Israel selatan pada 7 Oktober 2023 berujung penculikan sekitar 250 warga sipil dan tentara, yang sekitar 100 orang di antaranya diyakini masih ditahan di Gaza. Serangan Israel berikutnya berdampak buruk pada Jalur Gaza, menyebabkan kehancuran massal, kelaparan dan penyakit yang meluas, serta mengakibatkan sedikitnya 45.540 kematian, menurut pejabat kesehatan Gaza.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan