Banner

Menlu Rusia sebut Barat berusaha memiliterisasi Asia Tenggara untuk tahan Rusia dan China

Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov menyampaikan pernyataan tentang kesepakatan ekspor gandum, di Moskow pada 22 Juli 2022. (Xinhua/Siaran pers Kementerian Luar Negeri Rusia)

Upaya militerisasi Asia Tenggara tengah dilakukan oleh Amerika Serikat dan para sekutu Barat-nya guna menahan kepentingan Rusia dan China, sebut Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov pada hari Ahad mengatakan Barat berupaya “memiliterisasi” Asia Tenggara dalam upaya menahan kepentingan Rusia dan China, dengan menyiapkan panggung untuk konfrontasi antara Rusia dan para pemimpin Barat pada KTT G20 di Bali.

Lavrov akan memimpin delegasi Rusia ke KTT G20 yang akan menjadi pertemuan pertama sejak Moskow menginvasi Ukraina pada Februari lalu. Lavrov akan mewakili Presiden Rusia setelah Kremlin mengatakan Vladimir Putin terlalu sibuk untuk hadir.

Ukraina diatur untuk mendominasi agenda dengan para pemimpin Barat yang kemungkinan akan secara terbuka menghadapi Rusia atas invasinya ke Ukraina dan mendorong negara-negara seperti China dan India – yang keduanya sebelumnya menyatakan keprihatinan atas perang – untuk mengkritik tindakan Moskow.

Berbicara selama konferensi pers pada akhir KTT Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) di Phnom Penh, Kamboja, Lavrov mengecam Amerika Serikat atas tindakan militerisasi Asia Tenggara, yang dilihat oleh Rusia dan Barat sebagai medan pertempuran geopolitik strategis regional yang potensial pada dekade mendatang.

Amerika Serikat dan sekutu NATO-nya berusaha menguasai kawasan ini,” kata Lavrov kepada wartawan.

Dia mengatakan, strategi Indo-Pasifik Joe Biden adalah upaya untuk memotong “struktur inklusif” untuk kerja sama regional dan akan melibatkan “militerisasi kawasan ini dengan fokus yang jelas guna menahan China, dan menahan kepentingan Rusia di Asia-Pasifik.”

Biden telah mengatakan kepada para pemimpin Asia Tenggara bahwa Washington berkomitmen untuk membangun “Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, stabil dan makmur, serta tangguh dan aman”, saat ia menguraikan Kemitraan Strategis Komprehensif antara Amerika Serikat dan kawasan.

Rusia telah berusaha untuk membina hubungan ekonomi, politik dan keamanan yang lebih dekat dengan Asia sejak Barat memukul Moskow dengan sanksi yang belum pernah terjadi sebelumnya sebagai tanggapan atas invasi ke Ukraina.

Putin menggambarkan Rusia dan China sebagai pemimpin pemberontakan global melawan dominasi global Amerika Serikat dan Barat pasca-Soviet. Amerika Serikat menempatkan China dan Rusia sebagai dua ancaman global utama.

Sumber: Reuters; Al Arabiya English

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan