Banner

Iran gabung dengan Rusia dan China dalam badan keamanan SCO

Iran menandatangani dokumen Memorandum Kewajiban (Memorandum of Obligations) untuk menjadi anggota tetap the Shanghai Cooperation Organization (SCO) pada Kamis (15/9/2022) di Samarkand, Uzbekistan. (SCO)

Iran resmi bergabung dengan Rusia dan China dalam badan keamanan Shanghai Cooperation Organization (SCO) yang didirikan pada 2001 guna mengimbangi kekuatan Barat.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Iran telah menandatangani dokumen Memorandum Kewajiban (Memorandum of Obligations) untuk menjadi anggota tetap the Shanghai Cooperation Organization (SCO) atau Organisasi Kerja Sama Shanghai, kata Menteri Luar Negeri Iran pada Kamis.

Langkah tersebut diambil ketika Teheran berusaha untuk mengatasi isolasi ekonomi di tengah sanksi Amerika Serikat (AS).

“Dengan menandatangani dokumen keanggotaan penuh SCO, kini Iran telah memasuki babak baru berbagai kerja sama ekonomi, komersial, transit, dan energi,” tulis Hossein Amirabdollahian di laman Instagram-nya.

Tahun lalu, badan keamanan Asia tengah yang berkembang pesat tersebut, yang didirikan oleh China dan Rusia, menyetujui permohonan aksesi Iran, sementara penguasa garis keras Teheran meminta anggota SCO untuk membantunya membentuk mekanisme guna mencegah sanksi yang dijatuhkan oleh Barat atas sengketa program nuklirnya.

Presiden Iran Ebrahim Raisi berada di oasis Jalur Sutra Samarkand, Uzbekistan pada hari Kamis untuk menghadiri pertemuan puncak organisasi tersebut. Dia diperkirakan akan bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, media Iran melaporkan.

Badan tersebut, yang dibentuk pada tahun 2001 sebagai tempat berbicara untuk Rusia, Cina dan negara-negara bekas Soviet di Asia Tengah, diperluas empat tahun lalu untuk mencakup India dan Pakistan, dengan maksud agar dapat memainkan peran yang lebih besar sebagai penyeimbang pengaruh Barat di wilayah tersebut.

Iran sekarang akan dapat mengambil bagian dalam pertemuan, meskipun kemungkinan akan memakan waktu untuk mencapai keanggotaan penuh, kata wakil sekretaris jenderal organisasi itu, Grigory Logvinov, kepada TV pemerintah Rusia, yang juga melaporkan penandatanganan tersebut.

Ekonomi Iran telah terpukul keras sejak 2018, ketika Presiden AS saat itu Donald Trump meninggalkan kesepakatan nuklir Teheran dengan kekuatan dunia, termasuk Rusia dan China.

Pembicaraan tidak langsung selama berbulan-bulan antara Iran dan pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menemui jalan buntu atas beberapa hambatan untuk menghidupkan kembali pakta nuklir, di mana Teheran setuju untuk mengekang program nuklirnya dengan imbalan pencabutan sanksi.

Sumber: Reuters

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan