Penyulingan India telah mengambil minyak Rusia yang relatif murah, tapi dijauhi oleh perusahaan dan negara Barat sejak sanksi dijatuhkan terhadap Moskow atas apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina.
Jakarta (Indonesia Window) – India meningkatkan impor minyak Rusia sebesar 4,7 kali pada April – Mei, atau lebih dari 400.000 barel per hari (bph), dibandingkan periode yang sama tahun lalu, berkat diskon harga, kata bank sentral Rusia, Selasa (26/7).
Penyulingan India telah mengambil minyak Rusia melalui proses impor yang relatif murah, tapi dijauhi oleh perusahaan dan negara Barat sejak sanksi dijatuhkan terhadap Moskow atas apa yang disebutnya “operasi militer khusus” di Ukraina.
Bank sentral juga mengatakan bahwa China meningkatkan pembelian minyak Rusia sebesar 55 persen pada Mei, melampaui Arab Saudi sebagai pengekspor minyak utama ke China.
Sementara itu, Pemerintahan Joe Biden pada hari Selasa (26/7) mengatakan akan menjual tambahan 20 juta barel minyak dari Cadangan Minyak Strategis (SPR) Amerika Serikat sebagai bagian dari rencana sebelumnya untuk memanfaatkan fasilitas tersebut guna mengatasi lonjakan harga minyak yang didorong oleh invasi Rusia ke Ukraina dan karena permintaan pulih dari pandemik.
Pemerintah AS mengatakan pada akhir Maret akan melepaskan rekor 1 juta barel minyak per hari selama enam bulan dari SPR, yang disimpan di gua-gua garam berlubang di pantai Louisiana dan Texas.
Sejauh ini, AS telah menjual 125 juta barel dari cadangan minyaknya, dengan hampir 70 juta barel sudah dikirim ke sejumlah pembeli, kata seorang pejabat senior pemerintah kepada wartawan.
Penjualan cadangan minyak strategis telah menjadi “jalur pasokan” bagi perusahaan minyak dan penyulingan karena industri mulai melanjutkan upaya untuk membuat produksi minyak kembali online setelah menurun selama puncak pandemik COVID-19, kata pejabat itu.
Administrasi Informasi Energi (EIA) AS, badan statistik Departemen Energi, mengatakan bulan ini bahwa produksi minyak AS akan meningkat menjadi lebih dari 11,9 juta barel per hari pada 2022, dibandingkan sekitar 11,2 juta barel per hari pada 2021.
Angka produksi ini diperkirakan naik lagi menjadi 12,8 juta barel per hari pada 2023.
Rekor produksi minyak AS tercatat pada tahun 2019, sebesar 12,3 juta barel per hari.
Sumber: Reuters
Laporan: Redaksi