Banner

Ilmuwan manfaatkan DNA tanaman liar yang hilang untuk tingkatkan pasokan pangan

Foto yang diabadikan pada 15 Oktober 2022 ini menunjukkan padi uji peragaan di Distrik Baohe, Hefei, Provinsi Anhui, China timur. (Xinhua/Zhang Duan)

DNA tanaman yang tangguh karena mampu bertahan hidup selama ribuan tahun dapat dimanfaatkan untuk memodifikasi tanaman pertanian secara genetik sehingga lebih tahan terhadap kekeringan atau penyakit.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Para ilmuwan Israel sedang menciptakan bank gen dari benih tanaman liar lokal, diantaranya ada yang telah bertahan selama ribuan tahun sejak kelahiran pertanian dan yang dapat membantu petani menghadapi iklim yang lebih keras dalam beberapa dekade mendatang.

Di hutan eucalyptus yang terletak di antara zona industri dan rel kereta api baru yang sedang dibangun, ahli botani Alon Singer mengumpulkan benih dari sejumlah tanaman yang baru-baru ini terlihat, termasuk berbagai mint air, yang akan dibekukan dan disimpan di Israel Plant Gene Bank di Volcani Institute, pusat penelitian dan pengembangan pertanian nasional.

Singer sedang menyisir beberapa wilayah bersama dengan tim lainnya untuk mencari varietas gandum, barley, dan tanaman liar lainnya yang tak terhitung jumlahnya sehingga susunan genetik mereka dapat disimpan dan dipelajari sebelum mereka hilang karena perluasan gurun dan urbanisasi saat iklim Bumi menghangat.

“Tanaman di sini sangat unik. Mereka adalah nenek moyang dari banyak tanaman budidaya yang digunakan saat ini,” katanya.

Banner

Karakteristik tangguh dari tanaman-tanaman ini dapat dimanfaatkan untuk memodifikasi tanaman pertanian secara genetik sehingga lebih tahan terhadap kekeringan atau penyakit.

Puluhan ribu jenis benih disimpan di bank gen. Ini mungkin lebih kecil dari beberapa koleksi di tempat lain di dunia, tetapi kumpulan gen di sini unik, berasal dari daerah yang merupakan bagian dari wilayah Bulan Sabit Subur (The Fertile Crescent) yang dikenal sebagai tempat kelahiran budidaya tanaman.

“Di sinilah pertanian dimulai sekitar 10.000 tahun yang lalu,” kata Einav Mayzlish-Gati, direktur bank gen. “Spesies yang didomestikasi di sini masih berada di alam liar yang beradaptasi selama bertahun-tahun dengan perubahan lingkungan.”

Penelitian tentang DNA tanaman yang tangguh telah membuahkan hasil. Misalnya, Volcani Institute telah merekayasa berbagai gandum dengan siklus kehidupan ultra-pendek. Langkah ini mungkin tidak dapat bersaing saat ini, tetapi itu bisa menjadi anugrah saat iklim menjadi lebih panas dan musim tanam menurun.

Bank Dunia memperingatkan bahwa pertanian global sangat rentan terhadap perubahan iklim. Efek negatifnya, katanya, sudah dirasakan dengan suhu yang lebih panas, cuaca ekstrem yang lebih sering terjadi, serta tanaman dan hama yang invasif.

Pertanian dan pemanasan global akan dibahas oleh para pemimpin global di Mesir pada hari 12 November di COP27, edisi terbaru dari KTT perubahan iklim tahunan PBB.

Banner

Sumber: Reuters; Al Arabiya English

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan