Banner

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia November turun jadi 79,63 dolar AS per barel

Sebuah fasilitas pengeboran minyak lepas pantai di Indonesia. (Kementerian ESDM)

Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan November 2023 ditetapkan sebesar 79,63 dolar AS per barel.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Harga rata-rata minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ICP) pada bulan November 2023 ditetapkan sebesar 79,63 dolar AS per barel, demikian siaran pers dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang dikutip di Jakarta, Sabtu.

Angka ini mengalami penurunan sebesar 7,09 dolar AS per barel dari 86,72 dolar AS per barel pada Oktober 2023, menyusul anjloknya harga minyak mentah utama di pasar internasional.

Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM Agus Cahyono Adi menerangkan bahwa penurunan harga minyak mentah di pasar internasional salah satunya dipengaruhi oleh proyeksi OPEC tentang peningkatan produksi minyak mentah tahun 2023 sebesar 0,3 Juta barel per hari dibandingkan laporan bulan sebelumnya.

“Peningkatan produksi tersebut berasal dari Norwegia dan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD),” ujarnya.

Selain itu, Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyatakan bahwa produksi minyak mentah global pada bulan Oktober 2023 meningkat sebesar 320.000 barel per hari menjadi 102 juta barel per hari, naik dari bulan sebelumnya, yang berasal dari Amerika Serikat dan Brazil.

“OPEC memperkirakan permintaan minyak mentah global mengalami penurunan sebesar 0,06 juta barel per hari untuk periode kuartal ketiga 2023, dibandingkan dengan perkiraan pada laporan bulan sebelumnya,” jelas Agus.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi global menjadi 2,9 persen dari perkiraan sebelumnya tiga persen, terutama di Eropa, adalah faktor lain yang menyebabkan penurunan harga minyak mentah pada November 2023. Bank Sentral Eropa juga masih mempertahankan tingkat suku bunga acuan untuk menangani inflasi yang tinggi.

Faktor-faktor produksi lain yang memengaruhi harga minyak mentah di antaranya adalah situasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah yang tidak berdampak pada pasokan dan lalu lintas perdagangan minyak mentah dunia, dan penurunan margin kilang pada bulan Oktober, terutama jenis cracking untuk gasoline, seiring dengan menurunnya harga produk tersebut di pasar.

Selanjutnya, EIA melaporkan stok minyak mentah komersial Amerika Serikat mengalami peningkatan 10,6 juta barel pada akhir November 2023 menjadi sebesar 431,7 juta barel dibandingkan akhir bulan Oktober 2023.

Badan tersebut juga menyebutkan penurunan intake kilang global pada bulan Oktober sebesar 1,4 juta barel per hari menjadi rata-rata 80,1 juta barel per hari dibandingkan bulan sebelumnya.

Agus menambahkan, peningkatan ekspor minyak mentah AS menjadi 4,6 juta barel per hari, yang merupakan tertinggi sejak bulan Maret 2023, juga memengaruhi harga minyak mentah pada November.

Untuk wilayah Asia Pasifik, harga minyak mentah turun karena kekhawatiran pasar tentang perlambatan pertumbuhan ekonomi Jepang. Produk domestik bruto tahunan Jepang turun ke 2,1 persen pada kuartal ketiga 2023, setelah sempat meningkat 4,8 persen di kuartal kedua.

Berikut ini adalah perkembangan harga rata-rata minyak mentah utama pada bulan November 2023 dibandingkan bulan Oktober 2023.

Dated Brent turun sebesar USD7,87/bbl dari USD91,05/bbl menjadi USD83,18/bbl.

WTI (Nymex) turun sebesar USD8,09/bbl dari USD85,47/bbl menjadi USD77,38/bbl.

Brent (ICE) turun sebesar USD6,67/bbl dari USD88,70/bbl menjadi USD82,03/bbl.

Basket OPEC turun sebesar USD6,86/bbl dari USD91,78/bbl mejadi USD84,92/bbl.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan