Jakarta (Indonesia Window) – Pendapatan negara akan mencapai 109,5 persen dari target APBN sebesar 1.743,6 triliun rupiah, pada Desember 2021, menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
“Pada dasarnya pendapatan negara kita membaik dari target karena peningkatan harga komoditas global dan perbaikan aktivitas ekonomi,” kata Sekretaris Eksekutif I Kemenko Perekonomian, Raden Pardede, dalam konferensi pers virtual Indonesia Economic Forum di Jakarta, Selasa.
Dengan demikian, defisit anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) juga akan turut menurun dari perkiraan awal 5,7 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menjadi di bawah lima persen PDB.
Perkiraan realisasi pendapatan negara tersebut dilihat berdasarkan kinerja APBN 2021 hingga Oktober, di mana pendapatan negara telah mencapai 86,6 persen dari target, yaitu sebesar 1.510 triliun rupiah.
Selain itu, Raden memprediksi realisasi belanja negara pada akhir tahun ini akan mencapai 94,6 persen dari target 2.750 triliun rupiah.
Dengan realisasi pendapatan dan belanja negara hingga Oktober 2021, defisit anggaran baru mencapai 3,29 persen PDB atau 548,9 triliun rupiah.
Raden menuturkan defisit APBN ditargetkan semakin mengecil, yakni 4,9 persen PDB pada 2022, dan di bawah tiga persen PDB pada 2023.
Rendahnya defisit di tahun depan kemungkinan terjadi karena membaiknya penerimaan pajak, meski belum terdampak aturan perpajakan yang baru disahkan, yaitu Undang-Undang Harmonisasi Peraturan Perpajakan (UU HPP).
Laporan: Redaksi