Hamas berusaha untuk mengakhiri perang sepenuhnya, sementara Israel bersikeras untuk mencabut kendali Hamas atas Gaza sebelum ada resolusi dan mempertahankan kehadiran militer di daerah kantong Palestina itu bahkan setelah gencatan senjata.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu pada Senin (23/12) mengatakan bahwa “telah ada kemajuan” dalam upaya mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk para sandera dengan Hamas, namun memperingatkan bahwa lini masa (timeline) untuk mencapai sebuah kesepakatan masih belum jelas.
Berbicara di hadapan Knesset, parlemen Israel, Netanyahu mengatakan, “Saya tidak tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan,” sembari berjanji akan “terus bertindak dengan segala cara yang memungkinkan hingga kami dapat membawa pulang semua orang.”
Sebelumnya pada Senin, Menteri Luar Negeri Israel Gideon Sa’ar menguraikan bagian-bagian dari kesepakatan tersebut dalam sebuah pertemuan tertutup Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan Knesset, dan menggambarkannya sebagai “kerangka kerja yang berangsur dan bertahap.”
Media Israel dan Palestina melaporkan bahwa upaya-upaya yang dipimpin oleh para mediator dari Qatar, Mesir, dan Amerika Serikat telah menunjukkan kemajuan, meskipun terobosan masih sulit dicapai.
Menteri Diaspora Israel Amichai Chikli mengatakan melalui radio publik Kan Reshet Bet bahwa telah ada “beberapa” kemajuan menuju sebuah kesepakatan, seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak sudah lebih dekat dengan kesepakatan dibandingkan beberapa bulan terakhir. Dia mengatakan tahap awal akan menjadi “tahap kemanusiaan,” yang melibatkan gencatan senjata selama 42 hari dan pembebasan beberapa sandera.
“Gencatan senjata ini dapat berlangsung selama enam bulan atau 10 tahun, tergantung pada dinamika yang berkembang di lapangan,” ujar Chikli.
Lamanya gencatan senjata telah menjadi titik kunci dalam upaya-upaya negosiasi yang gagal sebelumnya. Hamas berusaha untuk mengakhiri perang sepenuhnya, sementara Israel bersikeras untuk mencabut kendali Hamas atas Gaza sebelum ada resolusi dan mempertahankan kehadiran militer di daerah kantong Palestina itu bahkan setelah gencatan senjata.
Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan pada 7 Oktober 2023, menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 lainnya. Sekitar 100 sandera Israel dan asing masih ditahan oleh Hamas di Gaza, dan puluhan di antaranya diyakini telah tewas, menurut perkiraan Israel.
Israel merespons dengan operasi militer yang ekstensif, menjadikan sebagian besar wilayah Jalur Gaza menjadi puing-puing. Sedikitnya 45.317 orang tewas akibat serangan Israel di Gaza, menurut sebuah laporan terbaru yang dirilis pada Senin oleh otoritas kesehatan yang berbasis di Gaza.
Laporan: Redaksi