BRIN identifikasi 13 ‘geosite’ di Kebumen, Jawa Tengah, siap diajukan sebagai ‘geopark’ global UNESCO

Foto bertanggal 10 Desember 2019 ini menunjukkan sebuah singkapan batuan di Sungai Luk Ulo, Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. (Indonesia Window)

Geopark Kebumen di Jawa Tengah memiliki sejumlah geosite bernilai internasional, seperti Lava Bantal – Watu Kelir di Seboro; Rijang dan Lempung Merah di Wagirsambeng; Columnar Joint Gunung Parang; serta Batu Gamping Numulites di Jatibungkus dan Karangsambung.

 

Bogor, Jawa Barat (Indonesia Window) – Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) telah mengidentifikasi 13 geosite bernilai internasional di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, yang diharapkan dapat memenuhi syarat pengakuan sebagai Geopark Global UNESCO, yang akan diajukan oleh Komite Nasional Indonesia untuk UNESCO (KNIU).

“BRIN telah melakukan inventarisasi di Kebumen dan menemukan 13 geosite bernilai internasional, termasuk lima milik BRIN seperti Lava Bantal – Watu Kelir di Seboro; Rijang dan Lempung Merah di Wagirsambeng; Columnar Joint Gunung Parang; serta Batu Gamping Numulites di Jatibungkus dan Karangsambung,” kata peneliti dari Pusat Riset Sumber Daya Geologi BRIN, Chusni Ansori, Rabu (31/7).

Geopark harus memiliki tiga pilar utama, yakni penelitian dan pendidikan, konservasi, serta pengembangan ekonomi berkelanjutan. “BRIN sangat relevan dalam mendukung Geopark Kebumen menjadi UNESCO Global Geopark karena perannya dalam penelitian dan pendidikan. Dalam Rencana Aksi Nasional Pengembangan Geopark, BRIN berada di pilar riset dan edukasi bersama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” jelas Chusni.

BRIN juga mengelola kawasan cagar alam geologi di Karangsambung, yang berada di bagian utara Geopark Kebumen. Dengan sejarah riset panjang di kawasan Karangsambung dan sekitarnya, BRIN berperan penting dalam mendukung Geopark Kebumen. “Publikasi internasional BRIN dapat menguatkan nilai internasional geopark. Tim BRIN juga merumuskan dossier, tema, dan area kerja Geopark Kebumen sebagai Research and Education Geopark,” terang Chusni.

Penelitian BRIN dalam geopark meliputi hubungan antara budaya dan parameter geologi, keragaman geologi, penilaian geomorfosit, penilaian situs-situs, struktur geologi, dan manfaat geopark terkait Sustainable Development Goals (SDGs).

Dalam hal konservasi, BRIN telah bekerja sama dengan pemerintah Kabupaten Kebumen. “BRIN juga mengembangkan ekonomi lokal melalui Desa Wisata, paket geowisata, dan pengelolaan home stay di sekitar Karangsambung,” tambah Chusni.

Sebelumnya pada tahun ini, assessor UNESCO Andreas Schuller dari Vulkaneifel Geopark Jerman dan Sarina dari Alxa Desert Geopark Mongolia, China, meninjau Geopark Kebumen. Mereka menilai Geopark Kebumen, meliputi nilai signifikan internasional, jaringan, badan pengelola, visibilitas, dan edukasi.

Nilai penting warisan budaya internasional menjadi dasar validasi dossier (kumpulan dokumen-dokumen yang berisikan informasi detail), dengan sekitar 60 persen penelitian BRIN mendukung aspek ini.

Peran BRIN di Geopark Kebumen juga diapresiasi oleh assessor UNESCO. “Ini akan berperan baik dalam riset geopark di Indonesia, bukan hanya di Karangsambung atau Kebumen, tetapi juga dalam mengembangkan fasilitas di Kawasan Geodiversitas Sukendar Asikin sebagai pusat riset nasional,” kata Schuller.

KNIU kembali mengajukan Geopark Kebumen untuk menjadi UNESCO Global Geopark di akhir tahun 2023.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan