Emisi karbon bidang pertanian di China mengalami tren penurunan melalui penerapan teknologi energi terbarukan untuk mengolah lebih dari 500 juta ton limbah organik dari bidang pertanian dan daerah pedesaan setiap tahun.
Beijing, China (Xinhua) – Intensitas emisi karbon produk-produk pertanian utama di China mengalami tren penurunan, menurut sebuah laporan yang dirilis oleh Akademi Ilmu Pertanian China (Chinese Academy of Agricultural Sciences/CAAS) pada Jumat (31/3).
“China berhasil mencapai intensitas emisi karbon yang rendah dalam bidang pertanian, sehingga memberikan kontribusi yang positif untuk mengatasi perubahan iklim global,” ujar Wakil Presiden CAAS Mei Xurong.
Menurut laporan itu, produk pertanian bruto China menyumbang 9,5 persen dari total produk domestik bruto (PDB) negara tersebut, sementara total emisi karbon dari produk-produk pertanian hanya mencakup 6,7 persen dari total emisi karbon China.
China memastikan ketahanan pangan dan pasokan produk pertanian penting dengan efektif, sembari mencapai intensitas emisi karbon yang rendah dalam bidang pertanian, imbuh laporan itu.
Laporan itu juga menyoroti pentingnya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pertanian rendah karbon.
Laporan itu memaparkan bahwa China menginvestasikan dana sekitar 100 miliar yuan setiap tahunnya untuk mendukung pembangunan lahan pertanian berstandar tinggi. Mengadopsi beragam teknologi baru memungkinkan peningkatan produksi pangan sekaligus mengurangi emisi karbon.
Dalam beberapa tahun terakhir, China memanfaatkan teknologi energi terbarukan untuk mengolah lebih dari 500 juta ton limbah organik dari bidang agrikultur dan daerah pedesaan setiap tahunnya, yang secara efektif mengurangi pencemaran lingkungan dan emisi karbon, imbuh laporan tersebut.
*1 yuan = 2.190 rupiah
Laporan: Redaksi