Banner

Pakar ingatkan pelaku usaha Indonesia lakukan riset pasar sebelum ekspansi ke pasar global

Pakar riset pasar ekspor, Fikrie Aldjoefry, menyampaikan materi dalam ‘International Business Talk’ pada perhelatan Halal Fair di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Jumat (6/12/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Ekspansi ke pasar internasional adalah peluang besar bagi para pelaku usaha Indonesia, tetapi membutuhkan persiapan yang matang.

 

Tangerang, Banten (Indonesia Window) – Para pelaku usaha Indonesia, termasuk yang terkategori dalam skala mikro, kecil dan menengah, memiliki peluang besar untuk melakukan ekspansi bisnis ke pasar global.

“Ekspansi ke pasar internasional adalah peluang besar bagi para pelaku usaha Indonesia, tetapi membutuhkan persiapan yang matang,” ujar pakar riset pasar ekspor, Fikrie Aldjoefry, dalam wawancara khusus dengan Indonesia Window di sela-sela perhelatan Halal Fair yang digelar di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Jumat (6/12).

Khusus untuk pasar Mesir, lanjutnya, persiapan awal untuk ekspor adalah memahami produk-produk yang termasuk dalam posisi “winner, struggling, survivor, dan lost”.

Menurut Fikrie, produk-produk Indonesia yang termasuk dalam posisi ‘winner’ untuk pasar Mesir adalah minyak sawit, kopi, batu bara, bahan kimia organik, produk farmasi, dan sugar confectionary atau permen gula.

Banner

Produk sugar confectionary di antaranya adalah kacang manisan, coklat, permen karet, permen karet gelembung, dan produk manisan lain yang terbuat terutama dari gula.

Ekspansi ke pasar internasional
Produk kudapan berbahan dasar ikan, Rafin Snack, meramaikan pameran Halal Fair di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD Tangerang, Jumat (6/12/2024). (Indonesia Window/Ronald Rangkayo)

Sementara itu, produk Indonesia di pasar Mesir yang termasuk struggling di antaranya adalah produk cocoa, karet dan furniture, sedangkan produk alas kaki, apparel not knitted, dan essential oil termasuk produk survivors.

Selanjutnya, produk sabun, desiccated coconut (kelapa parut kering), ikan, dan tembakau, adalah contoh-contoh produk Indonesia yang lost di pasar Mesir.

“Mengenali posisi produk sangat penting dilakukan oleh para pengusaha untuk menghindari kerugian yang tidak perlu. Selain itu, pastikan juga kapasitas produksi barang yang kita tawarkan atau kita punya, pahami dan kepatuhan terhadap regulasi, serta permodalan yang cukup untuk mendukung proses penetrasi pasar dengan lancar,” urai Fikrie.

“Dengan pendekatan yang tepat, kesuksesan eskpansi ke pasar Mesir ada dalam jangkauan,” ujarnya.

Lebih lanjut Fikrie menekankan bahwa karakteristik masyarakat Indonesia yang dikenal ramah, hangat, dan jujur, juga menjadi keuntungan tersendiri bagi para pelaku usaha Tanah Air yang tengah berupaya menembus pasar internasional.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan