Jakarta (Indonesia Window) – Penyebaran wabah virus corona baru yang bermula dari Wuhan di Provinsi Hubei, China sejak akhir Desember 2019 telah menjadi kekhawatiran global.
Pernyataan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO) yang diterima di Jakarta, Senin menyebutkan bahwa sejauh ini, lebih dari 100.000 kasus telah dikonfirmasi di seluruh dunia dengan jumlah kematian lebih dari 3.800.
Taiwan yang secara geografi paling dekat dengan China memiliki risiko besar tertular virus corona baru (COVID-19).
The Center for Systems Science and Engineering (CSSE) Universitas Johns Hopkins, Amerika Serikat awalnya memprediksi bahwa epidemi akan menyebar di Taiwan dengan tingkat risiko berada di urutan kedua setelah Thailand.
Namun, jumlah kasus domestik di Pulau Formosa jauh lebih sedikit dibandingkan negara maju lainnya, membuktikan bahwa pencegahan epidemi Taiwan berjalan sangat efektif.
Baru-baru ini, sebuah jurnal medis Amerika yang terkenal, Journal of American Medical Association (JAMA), menerbitkan sebuah makalah yang menjelaskan hasil pencegahan epidemi Taiwan berjudul “Response to COVID-19 in Taiwan–Big Data Analytics, New Technology, and Proactive Testing”.
Artikel tersebut memuji pemerintah Taiwan yang dengan cepat mengambil tindakan pencegahan dengan mengkonfirmasi krisis sedini mungkin, dan mengadakan konferensi pers harian guna melaporkan kepada publik, serta menyampaikan pesan-pesan sederhana dan jelas.
Makalah itu juga memuji Taiwan dalam mengintegrasi data asuransi kesehatan, departemen imigrasi, dan data bea cukai ke dalam analisis data besar. Hal tersebut memungkinkan klinik dan rumah sakit dengan cepat memperoleh riwayat perjalanan pasien dari kartu asuransi kesehatan masyarakat guna membantu upaya pencegahan epidemi.
Selain itu, sistem karantina imigrasi elektronik Taiwan menggunakan teknologi baru seperti notifikasi dalam jaringan (online) dan kode QR untuk membantu mengklasifikasikan risiko infeksi manusia dan membersihkan area antrian penumpang di imigrasi dengan cepat.
Taiwan juga telah membuat saluran hotline notifikasi cuma-cuma yang secara proaktif memperluas karantina komunitas.
Artikel ini diakhiri dengan penekanan bahwa ketika virus corona menghantam seluruh dunia, “kebijakan Taiwan tentang pencegahan epidemi yang konstruktif merupakan cerminan bagi negara-negara lain.”
Laporan: Redaksi