Banner

UNIFIL: Tank-tank Israel “masuk secara paksa” ke pos PBB di Lebanon selatan

Foto yang diabadikan pada 22 September 2024 ini menunjukkan sebuah kendaraan patroli UNIFIL di Marjeyoun, Lebanon selatan. (Xinhua/Ali Hashisho)

Dua tank Israel menghancurkan gerbang utama dari salah satu pos UNIFIL di Lebanon selatan dan secara paksa memasuki lokasi tersebut usai memblokir pergerakan UNIFIL.

 

Beirut, Lebanon (Xinhua/Indonesia Window) – Pasukan Sementara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Lebanon (UNIFIL) pada Ahad (13/10) melaporkan bahwa dua tank Israel menghancurkan gerbang utama dari salah satu posnya di Lebanon selatan dan “secara paksa memasuki” lokasi tersebut usai memblokir pergerakan UNIFIL pada hari sebelumnya.

“Sekitar pukul 04.30, ketika pasukan penjaga perdamaian berada di tempat perlindungan itu, dua tank Merkava milik tentara Israel menghancurkan gerbang utama di pos tersebut dan masuk secara paksa. Tank-tank itu pergi sekitar 45 menit kemudian,” kata UNIFIL dalam sebuah pernyataan, mengacu pada sebuah pos di daerah Ramyah di sisi perbatasan Lebanon.

Menurut UNIFIL, pelanggaran tersebut merupakan bagian dari pelanggaran terbaru Israel terhadap pos-pos dan pasukan PBB pada akhir pekan itu.

“Sekitar pukul 06.40, pasukan penjaga perdamaian di lokasi yang sama melaporkan adanya beberapa tembakan yang terdengar dari jarak 100 meter di utara, yang menimbulkan asap tebal. Meskipun mengenakan masker pelindung, 15 pasukan penjaga perdamaian mengalami gejala seperti iritasi kulit dan gangguan perut setelah asap masuk ke pangkalan tersebut. Mereka sedang menerima perawatan,” tambah pernyataan itu.

Dua tank Israel menghancurkan
Foto yang diabadikan pada 7 Oktober 2024 ini menunjukkan kepulan asap yang disebabkan oleh serangan udara Israel di Khiam, Lebanon. (Xinhua/Taher Abu Hamdan)

Selain itu, UNIFIL pada Sabtu (12/10) melaporkan bahwa tentara Pasukan Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) mencegah pergerakan logistik UNIFIL yang krusial di dekat Desa Mays al-Jabal di bagian tenggara Lebanon.

“Setiap serangan yang disengaja terhadap pasukan penjaga perdamaian merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional dan Resolusi Dewan Keamanan 1701,” ungkap UNIFIL, seraya menambahkan bahwa pihaknya telah “meminta penjelasan dari IDF atas pelanggaran yang mengejutkan ini.”

Sejak 23 September, Israel telah meluncurkan kampanye serangan udara intensif ke Lebanon, yang diberi sandi ‘Panah Utara’ (Arrows of the North), di tengah meningkatnya ketegangan dengan Hizbullah. Kampanye tersebut mencakup serangan terhadap pos-pos UNIFIL di Lebanon selatan, yang melukai setidaknya lima penjaga perdamaian PBB dalam sepekan terakhir.

Pada Ahad, Perdana Menteri (PM) Lebanon Najib Mikati mengecam serangan tersebut. Menanggapi pernyataan PM Israel Benjamin Netanyahu sebelumnya yang mendesak PBB untuk “menyingkirkan pasukan UNIFIL dari bahaya” di Lebanon selatan, Mikati mengatakan bahwa hal ini “merupakan babak baru dalam pengabaian musuh terhadap legitimasi internasional dan resolusi-resolusi yang relevan.”

“Lebanon, selain mengecam posisi Netanyahu dan agresi Israel terhadap UNIFIL, juga menegaskan kembali komitmennya terhadap legitimasi internasional, Resolusi 1701, dan peran pasukan Perserikatan Bangsa-Bangsa di wilayah selatan, serta menuntut agar masyarakat internasional mengambil sikap tegas dalam menghentikan agresi Israel,” tambah Mikati.

Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah dan tentara Israel terlibat baku tembak di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel, menimbulkan kekhawatiran akan terjadinya konflik yang lebih luas seiring dengan berkecamuknya perang antara Hamas dan Israel di Jalur Gaza.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan