Jakarta (Indonesia Window) – Pusat Komando Epidemi Pusat (CECC) Taiwan mengatakan pada Sabtu bahwa pihaknya akan mulai memberikan vaksin Medigen COVID-19 yang dikembangkan di dalam negeri pada 23 Agustus.
Setidaknya 600.000 dosis yang diproduksi oleh Medigen Vaccine Biologics Corp. akan segera didistribusikan ke seluruh wilayah Taiwan sehingga vaksinasi dapat dilakukan antara 23 dan 29 Agustus, kata CECC, menurut Kantor Berita CNA.
Dari pukul 10 pagi pada 16 Agustus hingga tengah hari pada 18 Agustus, sistem online pemerintah akan memungkinkan warga yang berusia 36 tahun ke atas dan telah menunjukkan kesediaan menerima vaksin Medigen, untuk membuat janji vaksinasi, kata CECC.
Mereka yang berusia 20-35 tahun dan menderita penyakit atau cedera langka atau serius juga dapat melakukan vaksinasi selama periode yang sama, imbuh pernyataan CECC.
Para pendaftar akan menerima pesan teks yang dikirim oleh sistem yang memberi tahu bahwa mereka dapat meminta jadwal vaksinasi, kata CECC.
Sekitar 1,13 juta orang telah mengindikasikan pada sistem bahwa mereka bersedia menerima vaksin Medigen, di antara merek-merek lain, sejak vaksin yang diproduksi di dalam negeri tersebut ditambahkan ke program vaksinasi nasional pada 27 Juli 2021, kata CECC pada Jumat (13/8).
Namun, permintaan vaksinasi dengan Medigen kemungkinan lebih rendah karena sebagian masyarakat mungkin telah menerima vaksin Moderna dalam beberapa hari terakhir.
Vaksin yang diproduksi oleh perusahaan farmasi Amerika ini diberikan kepada manula berusia 65 tahun ke atas, serta mereka yang berusia 53-64 tahun dan terdaftar sebagai kelompok berisiko karena kondisi kesehatan mereka dalam vaksinasi saat ini.
Tahapan vaksinasi saat ini juga menargetkan tenaga medis, awak pesawat, karyawan di pekerjaan lain yang berisiko tinggi terinfeksi COVID-19, dan wanita hamil yang menerima suntikan Moderna pertama setidaknya empat pekan lalu.
Pemerintah Taiwan telah membeli 5 juta dosis vaksin Medigen’s COVID-19, yang membutuhkan dua dosis yang diberikan dalam jarak 28 hari.
Produsen vaksin itu telah mengantongi izin penggunaan darurat (EUA) dari Food and Drug Administration Taiwan pada bulan Juli.
Namun, keputusan itu kontroversial karena pembuat vaksin Taiwan belum melakukan uji coba tahap ketiga yang merupakan standar untuk menentukan apakah vaksin menawarkan perlindungan terhadap virus tertentu.
Persetujuan diberikan karena antibodi penetral yang dihasilkan pada penerima vaksin Medigen lebih baik dibandingkan dengan yang dihasilkan pada penerima vaksin AstraZeneca, sebuah konsep yang dikenal sebagai imunobridging. Konsep ini telah dibahas secara internasional, tetapi tidak ada konsensus atau standar yang dicapai tentang penggunaannya.
Pada Sabtu (14/8), 2,76 persen dari populasi Taiwan, atau 648.746 orang, telah menerima dua suntikan vaksin yang diproduksi oleh AstraZeneca atau Moderna, sebut data CECC.
Sementara itu, 38,7 persen, atau sekitar 9,1 juta orang di Pulau Formosa telah menerima dosis pertama.
Laporan: Redaksi