Banner

COVID-19 – WHO daftarkan penggunaan darurat vaksin Janssen

Ilustrasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan vaksin COVID-19 Ad26.COV2.S yang dikembangkan oleh Janssen (Johnson & Johnson) untuk penggunaan darurat di semua negara. (torstensimon from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendaftarkan vaksin COVID-19 Ad26.COV2.S yang dikembangkan oleh Janssen (Johnson & Johnson) untuk penggunaan darurat di semua negara.

Keputusan itu diambil setelah otoritas Badan Obat-obatan Eropa (EMA) mengumumkan pada Kamis lalu (11/3).

“Setiap vaksin baru, aman dan efektif melawan COVID-19 adalah satu langkah lebih dekat untuk mengendalikan pandemik,” kata Direktur Jenderal WHO, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam pernyataan tertulis WHO.

“Namun harapan yang ditawarkan oleh vaksin ini tidak akan terwujud kecuali tersedia untuk semua orang di semua negara. Saya mendesak pemerintah dan perusahaan untuk memenuhi komitmen mereka dan menggunakan semua solusi yang mereka miliki untuk meningkatkan produksi sehingga vaksin ini benar-benar menjadi barang publik global, tersedia dan terjangkau untuk semua, dan solusi bersama untuk krisis global,” ujarnya.

Vaksin dari Janssen adalah yang pertama didaftarkan oleh WHO sebagai rejimen dosis tunggal.

Banner

Data yang cukup dari uji klinis yang diumumkan oleh perusahaan juga menunjukkan bahwa vaksin tersebut efektif pada populasi yang berusia lebih tua.

Untuk mempercepat pencatatan vaksin, WHO dan tim penilai dari semua wilayah mengadopsi apa yang disebut ‘penilaian singkat’ berdasarkan hasil tinjauan EMA, dan evaluasi data kualitas, keamanan dan kemanjuran yang difokuskan pada negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Penilaian WHO juga mempertimbangkan kesesuaian persyaratan seperti penyimpanan rantai dingin dan rencana manajemen risiko yang akan diterapkan di seluruh negara.

Vaksin perlu disimpan pada -20 derajat Celsius, dan dapat disimpan selama tiga bulan pada suhu 2-8 derajat Celsius.

Fasilitas penyediaan vaksin global, COVAX, telah memesan 500 juta dosis vaksin dari Janssen.

WHO juga telah mendaftar Pfizer/BioNTech, Astrazeneca-SK Bio, dan vaksin buatan Serum Institute of India, untuk penggunaan darurat.

Banner

Laporan: Raihana Radhwa

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan