BMW bukukan penurunan laba, tegaskan kembali pentingnya pasar China

China menjadi pasar tunggal terbesar bagi BMW secara global, sekaligus basis litbang dan produksi terbesarnya di luar Jerman.
Berlin, Jerman (Xinhua/Indonesia Window) – Produsen mobil Jerman, BMW, melaporkan penurunan laba pada tahun lalu, bertepatan dengan rekor investasi tertinggi di bidang penelitian dan pengembangan (litbang) yang mencapai 9,1 miliar euro.
*1 euro = 17.849 rupiah
Menurut laporan keuangan perusahaan itu yang dirilis pada Jumat (14/3), laba sebelum pajak turun menjadi 11 miliar euro pada 2024, merosot 35,8 persen dari tahun sebelumnya.
Direktur keuangan BMW, Walter Mertl, menyatakan bahwa margin EBIT (indikator utama profitabilitas) di segmen otomotif mencapai 6,3 persen, sesuai dengan target yang telah direvisi untuk 2024, tetapi masih di bawah kisaran tujuan jangka panjang sebesar 8 hingga 10 persen.
Secara global, BMW mengirimkan 2,45 juta unit kendaraan pada tahun lalu, turun tipis dari 2023. BMW menghubungkan penurunan ini sebagian disebabkan oleh penghentian pengiriman secara sementara akibat masalah teknis pada sistem pengereman.

Penurunan laba ini juga disebabkan oleh tingginya biaya dan investasi yang signifikan, termasuk litbang penting untuk kendaraan listrik (electric vehicle/EV) unggulan BMW, ‘Neue Klasse’, yang dijadwalkan akan diluncurkan akhir tahun ini. Mertl menegaskan bahwa pengurangan besar dalam pengeluaran tersebut akan dimulai pada 2025, sementara perusahaan itu berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi tahun ini.
Dalam pernyataannya, CEO BMW Oliver Zipse kembali menegaskan pentingnya pasar China dan menggambarkannya sebagai pasar yang sangat dinamis dan kompetitif. “China tetap menjadi pasar utama bagi BMW Group,” ujarnya, seraya menyebut bahwa lebih dari seperempat dari seluruh kendaraan BMW terjual di China pada 2024.
Zipse lebih lanjut menyoroti bahwa China menjadi pasar tunggal terbesar BMW untuk EV. Tahun lalu, perusahaan tersebut mengirimkan lebih dari 100.000 kendaraan listrik berbasis baterai (battery electric vehicles/BEV) ke China untuk pertama kalinya. Zipse juga menyebutkan bahwa BMW sedang memperluas fasilitas perakitan baterai tegangan tinggi di sejumlah kawasan penjualan utama, termasuk China, untuk memperkuat produksi EV-nya dalam jaringan pemasok lokal.

Pada 2024, BMW mengumumkan investasi tambahan sebesar 2,5 miliar euro di fasilitas produksinya di China, yang telah mencapai total produksi kumulatif sebanyak 6 juta unit kendaraan BMW. Saat ini, China menjadi pasar tunggal terbesar bagi BMW secara global, sekaligus basis litbang dan produksi terbesarnya di luar Jerman.
Laporan: Redaksi