Cakupan es laut Antarktika kemungkinan telah mencapai tingkat minimumnya untuk tahun ini, yaitu 1,79 juta kilometer persegi, yang terendah sejak pencatatan satelit dimulai 45 tahun lalu.
Los Angeles, AS (Xinhua) – Es laut Antarktika kemungkinan telah mencapai cakupan minimumnya untuk tahun ini, menurut studi terbaru dari Pusat Data Salju dan Es Nasional (National Snow and Ice Data Center/NSIDC) Amerika Serikat (AS).
Pada 21 Februari, es laut Antarktika (Kutub Selatan) kemungkinan telah mencapai cakupan minimum tahunannya, yaitu 1,79 juta kilometer persegi, yang terendah sejak pencatatan satelit dimulai 45 tahun lalu, tunjuk data NSIDC.
Tahun ini menandai rekor terendah kedua berturut-turut dalam hal cakupan es laut Kutub Selatan. Dalam beberapa tahun terakhir, tahun 2017 dan 2018 juga mencatat cakupan yang sangat rendah, masing-masing menjadi angka terendah ketiga dan keempat, menurut NSIDC.
“Respons Antarktika terhadap perubahan iklim berbeda dari Arktika,” kata Ted Scambos, ilmuwan peneliti senior di lembaga penelitian Cooperative Institute for Research in the Environmental Sciences di Universitas Colorado Boulder.
“Tren penurunan es laut mungkin merupakan tanda bahwa pemanasan global akhirnya berdampak terhadap es yang mengapung di sekitar Antarktika, tetapi perlu beberapa tahun lagi untuk memastikan hal itu,” katanya.
Cakupan es laut yang lebih rendah menandakan bahwa gelombang laut akan menghantam pesisir lapisan es raksasa, dan semakin mengurangi lempengan es di sekitar Kutub Selatan, menurut Scambos.
Para ilmuwan NSIDC menekankan bahwa data cakupan es laut di benua paling selatan Bumi tersebut hanyalah data awal. Perubahan angin atau pencairan es di akhir musim masih dapat mengurangi angka cakupan es.
Laporan: Redaksi