Oleh Mohammad Anthoni
Menyantuni anak yatim merupakan suatu hal yang dianjurkan, bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam akan menjamin masuk surga kepada orang-orang yang mau menanggung hidup golongan anak-anak tersebut.
Jakarta (Indonesia Window) – Pengasuh dan penanggung jawab Pesantren Khusus Yatim As-Syafiiyah Prof. Dr. H. Dailami Firdaus, SH, LLM MBA dan adik-adiknya tampil bersama di hadapan undangan dan anak yatim asuhan pesantren itu sekitar dua jam jelang adzan maghrib akhir pekan lalu.
Setelah memberikan kata pengantar, Prof. Dailami memanggil adik-adiknya; Hj. Nurfitria Farhana MM, Hj, Lily Kamalia Ichsana, Hj. Dr. Syifa Fauzia satu persatu untuk diperkenalkan kepada hadirin dan meminta mereka menceritakan tugasnya masing-masing mulai dari menangani kegiatan hari-hari di asrama terkait santri dan para pengajarnya, urusan pendidikan, administrasi dan keuangan.
Mereka merupakan penerus perjuangan para pendiri yakni KH Abdullah Syafi’ie, ibunda Prof. Dr, Hj, Tutty Alawiyah AS, MA dan ayahanda H.A.Chatib Naseh tanpa mengenal lelah.
Sejak ditinggal ibunda Hj. Tutty Alawiyah AS yang wafat pada Kamis, 4 Mei 2016, dan setahun kemudian kakaknya Reza, berbagai pembenahan terus dilakukan.
Di bidang fisik, pembangunan dan kegiatan rehabilitasi dilaksanakan, di bidang pendidikan beberapa guru yang bertaraf internasional diangkat dan para santri menorehkan prestasi dalam disain robotik, misalnya.
Saat itu Pesantren Khusus Yatim As-Syafi’iyah yang pendiriannya secara resmi ditetapkan pada 10 Januari 1978 menyelenggarakan perhelatan buka bersama, pembagian paket lebaran 1444H dan hadiah bagi santri berprestasi di Graha Alawiyah, komplek perguruan As-Syafiiyah, Jl. Raya Jatiwaringin No. 11, Pondok Gede, Bekasi.
Prof. Dailami mengatakan kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutin yang selalu diselenggarakan setiap tahun. “Kali ini sangat istimewa. Karena, selain pembagian paket lebaran juga penyerahan hadiah bagi siswa yang berprestasi di berbagai lomba,” katanya.
Santunan yang diberikan berupa paket lebaran dan hadiah uang kepada seluruh santri khusus yatim tersebut yang berasal dari berbagai provinsi di seluruh Tanah Air.
Selama di asrama, para santri tidak hanya belajar pendidikan umum dan agama secara formal mulai dari tingkat SD, SLTP dan SLTA tetapi juga mengikuti pendidikan informal seperti ketrampilan.
Mereka yang telah lulus dari SLTA mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan di Universitas Islam AS-Syafiiyah hingga sarjana, bahkan ada di antara mereka yang melanjutkan pendidikan ke luar negeri.
Pada kesempatan tersebut, Prof. Dailami yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi DKI Jakarta sempat memaikan piano mengiringi lagu-lagu yang disendandungkan oleh para yatim.
“Terpaksa,” tutur Prof. Dailami berseloroh, “Saya harus turun gunung memaikan piano mengiringi lagu yang dilantunkan para yatim ini. Karena pianis yang bertugas tiba-tiba sakit,” tambahnya yang juga Ketua Dewan Penasehat Persaudaraan Jurnalis Muslim Indonesia (PJMI).
Untunglah, lanjut Prof. Dailami yang biasa disapa Bang Ferdy, saat di SMA dulu ia sempat ikut les piano. Jadi untuk mengiringi para anak yatim menyenandungkan lagu tersebut ia hanya butuh waktu sebentar untuk berlatih menyesuaikan nada.
Buka bersama dan pembagian paket lebaran untuk anak-anak yatim tersebut berlangsung semarak.
Acara yang dimulai sejak jam 16.00 WIB itu diisi dengan berbagai pertunjukkan seni. Di antaranya lagu-lagu religi oleh anak-anak yatim. Penampilan badut dan lawakan oleh Jarwo Kuat yang menghibur anak-anak. Tampil juga grup penyanyi dari Ambon yang menyendandunghkan lagu yang sedang viral di tik-tok.
Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Firdaus Djailani, yang hadir dalam acara itu dan masih kerabat Prof. Dailami, juga diminta memberi kata sambutan.
Dalam sambutannya dia mengajak seluruh jamaah untuk memperhatikan nasib anak-anak yatim. Ia juga mengapresiasi para keponakannya yang melanjutkan perjuangan HJ. Tutty Alawiyah, perintis pesantren tersebut.
“Kalau bukan kita, siapa lagi yang akan mengurus mereka,” tutur Djailani.
Berbagai pesantren, organisasi/lembaga Islam dan perusahaan melakukan kegiatan-kegiatan serupa dengan apa yang dilakukan Pesantren Khusus Yatim dengan memberikan santunan bagi yatim untuk mengisi bulan suci Ramadhan 1444 H, khususnya.
Lembaga-lembaga yang terkait dengan penyediaan santunan bagi yatim dan dilakukan secera modern dan profesional juga bertebaran baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Yatim Mandiri, misalnya, adalah Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) milik masyarakat Indonesia yang berkhidmat mengangkat harkat sosial kemanusiaan yatim dhuafa dengan dana ZISWAF (Zakat, Infaq, Shadaqah, Wakaf) serta dana lainnya yang halal dan legal, dari perorangan, kelompok, perusahaan/lembaga.
Kelahirannya berawal dari kegelisahan beberapa orang aktivis panti asuhan di Surabaya yaitu Sahid Has, Sumarno, Hasan Sadzili, Syarif Mukhodam dan Moch Hasyim yang melihat anak-anak yatim yang lulus SMA di panti asuhan.
Karena tidak semua panti asuhan mampu untuk menyekolahkan para anak binaan sampai ke perguruan tinggi atau mampu mencarikan mereka lapangan pekerjaan, jadi sebagian besar anak-anak yatim ini dipulangkan kembali kepada orang tuanya yang masih ada.
Setelah mereka pulang kembali, maka hidup mereka akan kembali seperti semula. Melihat kondisi seperti ini, mereka berpikir bagaimana anak-anak ini bisa hidup mandiri tanpa bergantung lagi kepada orang lain.
Kemudian mereka merancang sebuah yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan anak yatim purna asuh dari panti asuhan dengan program mengikutsertakan anak-anak yatim kursus keterampilan.
Yayasan ini berjalan dengan baik dan potensi anak yatim yang harus dimandirikan juga cukup banyak.
Untuk mewujudkan mimpi memandirikan anak-anak yatim itu, maka pada 31 Maret 1994 dibentuklah sebuah yayasan yang diberi nama Yayasan Pembinaan dan Pengembangan Panti Asuhan Islam dan Anak Purna Asuh (YP3IS). Kemudian tanggal tersebut dijadikan sebagai hari lahir.
Berdasarkan literatur di dalam Islam yang dikutip dari yatimmandiri.org, menyantuni anak yatim merupakan suatu hal yang dianjurkan, bahkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam akan menjamin masuk surga kepada orang-orang yang mau menanggung hidup golongan anak-anak tersebut.
Tidak hanya itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam juga penah mengatakan bahwa surga letaknya sangat dekat dengan orang-orang-orang yang ikhlas memberikan santunan kepada anak-anak tersebut.
Namun, ada banyak pertanyaan, siapa anak yang patut disantuni. Oleh karena itu definisinya penting diketahui. Berbicara tentang hal ini masih banyak orang yang belum faham siapa yatim itu. Jika didefinisikan secara bahasa kata ‘yatim’ memiliki arti infirad atau sendiri.
Di dalam bahasa Arab semua yang sendiri disebut yatim. Sebagai contoh adalah makna dari al-Yatimah yang memiliki arti janda yang hidup sendiri (Muhammad Abu Mansur al-Harawi w. 370 H, Tahzib al-Lughat , H.14/242, lihat pula Ibnu Faris ar-Razi w,395 H. Mujmal al-Lughat, h. 1/941).
Kata yatim digunakan untuk manusia, sebagaimana yang telah dikatakan oleh Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H) di dalam kitabnya bernama at-Ta’rifat, yang di dalamnya menuturkan bahwa anak yatim adalah seseorang anak yang bapaknya telah meninggal, sedangkan pada hewan adalah hewan yang induknya telah mati. (Ali bin Muhammad al-Jurjani (w. 816 H), at-Ta’rifat, h. 258).
Jadi, menurut istilah syara yang dimaksud dengan seorang anak yatim adalah seorang anak yang belum baligh dan ditinggal mati oleh bapaknya. Batas seorang anak disebut yatim adalah ketika seorang anak tersebut telah memasuki usia baligh dan dewasa.
Laporan: Redaksi