Banner

Jumlah korban tewas akibat banjir lahar di Sumbar tembus 52 orang, 17 masih hilang

Anggota tim penyelamat bekerja di sebuah area yang rusak pascabanjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, pada 13 Mei 2024. (Xinhua/Andri Mardiansyah)

Banjir lahar dingin menghancurkan rumah, gedung, dan fasilitas umum di Provinsi Sumatra Barat, dengan sedikitnya 52 orang tewas dan 17 lainnya hilang.

 

Jakarta (Xinhua) – Sedikitnya 52 orang tewas dan 17 lainnya hilang usai banjir lahar dingin menghancurkan rumah, gedung, dan fasilitas umum di Provinsi Sumatra Barat, kata seorang pejabat senior badan penanganan bencana setempat pada Selasa (14/5).

Pencarian orang hilang dilanjutkan pada Selasa karena beberapa alat berat telah ditambahkan ke lokasi kejadian untuk membantu operasi, kata Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat Ilham Wahab.

“Jumlah jasad yang telah ditemukan saat ini ada 52 orang, dan jumlah yang masih hilang sebanyak 17 orang. Angka ini akan terus berubah karena orang-orang terus melaporkan tentang anggota keluarga mereka yang hilang,” ujarnya kepada Xinhua melalui telepon.

Banjir lahar dingin menghancurkan
Anggota tim penyelamat bekerja di sebuah area yang rusak pascabanjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, pada 12 Mei 2024. (Xinhua/Andri Mardiansyah)

Wahab menyampaikan bahwa upaya-upaya penanggulangan yang sedang berlangsung akan dibarengi dengan program rekonstruksi dan rehabilitasi.

Para ahli akan dilibatkan untuk mempertimbangkan apakah perlu merelokasi penduduk yang tinggal di daerah-daerah rawan bahaya, seperti di kawasan tepi sungai yang hulunya berada di lereng Gunung Marapi dan Gunung Singgalang, yang terus-menerus mengeluarkan material vulkanis, imbuhnya.

Orang-orang berupaya memindahkan sebuah mobil yang rusak pascabanjir lahar dingin di Kabupaten Agam, Provinsi Sumatra Barat, pada 12 Mei 2024. (Xinhua/Andri Mardiansyah)

Menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Suharyanto, bencana alam tersebut telah memaksa lebih dari 3.000 orang meninggalkan rumah mereka dan berlindung di tempat yang lebih aman.

“Perbaikan jalan yang rusak menjadi salah satu prioritas dalam upaya penanganan darurat,” katanya dalam sebuah pesan singkat, seraya menambahkan bahwa kebutuhan dasar bagi warga yang terdampak banjir akan dipenuhi.

Hujan deras yang terjadi pada Sabtu (11/5) malam waktu setempat memicu air sungai meluap hingga menerjang Kabupaten Agam, Tanah Datar, dan Pariaman, serta Kota Padang Panjang.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan