Jakarta (Indonesia Window) – Kementerian Haji dan Umroh mengumumkan bahwa Arab Saudi akan mulai menerima permintaan jamaah umroh dari luar negeri mulai 9 Agustus 2021 (1 Muharram 1443 hijriah), Kantor Berita SPA melaporkan.
Kementerian mengatakan secara bertahap akan meningkatkan kapasitas untuk mencapai 2 juta peziarah per bulan, baik dari dalam maupun luar Kerajaan.
Peziarah yang datang dari luar Kerajaan harus menunjukkan sertifikat vaksinasi COVID-19 dari otoritas resmi negara asal. Sertifikat harus dilampirkan dalam permintaan untuk melakukan ritual, dengan syarat vaksin tersebut telah disetujui di Arab Saudi.
Penerbitan izin umroh akan dilakukan melalui aplikasi I’tamarna dan Tawakkalna, di tengah sistem terintegrasi dengan layanan dan tindakan pencegahan, yang diambil oleh Kerajaan Arab Saudi untuk memastikan keselamatan dan kesehatan mereka yang ingin melakukan ritual umroh.
Wakil Menteri Haji dan Umroh Dr. Abdul Fattah Mashat menjelaskan bahwa kementerian bekerja dalam koordinasi dengan otoritas terkait lainnya untuk menerapkan mekanisme eksekutif dan menciptakan lingkungan yang aman dan mudah diakses bagi para peziarah selama perjalanan mereka.
Mashat menambahkan, jumlah penumpang bus tidak akan melebihi 50 persen dari kapasitas kendaraan, dengan tetap menjaga jarak aman di dalam bus. Fasilitas transportasi akan menyediakan alat sterilisasi, dan pertugas akan memastikan izin jamaah yang dikeluarkan oleh aplikasi Eatmarna dan Tawakkalna sebelum naik ke dalam bus.
“Kementerian bekerja, berkoordinasi dengan otoritas yang berwenang, untuk menentukan negara mana saja yang diterima dan jumlah jamaah secara berkala sesuai dengan klasifikasi tindakan pencegahan,” jelas Mashat.
Sementara itu, Otoritas Teknis dan Layanan Masjidil Haram telah mengintensifkan persiapan untuk musim umroh dengan melakukan proses sterilisasi dan pengharuman untuk Masjidil Haram dan pelatarannya sepanjang waktu untuk mencegah penyebaran pandemik.
Lebih dari 4.000 pekerja mensterilkan Masjidil Haram dan taman luar ruangan serta fasilitasnya lebih dari 10 kali sehari dengan menggunakan bahan pembersih dan parfum terbaik yang dibawa khusus untuk Masjidil Haram.
Hampir 60.000 liter sterilizer, sekitar 1.200 liter parfum ramah lingkungan, serta 470 alat dan mesin cuci digunakan setiap hari selama proses pembersihan dan pensterilan Masjidil Haram.
Otoritas juga meningkatkan prosedur pencegahan dan kehati-hatian untuk melindungi pengunjung Masjidil Haram dari virus, dengan tim lapangan bekerja sepanjang waktu untuk menerapkan upaya ini secara tepat guna menjaga keselamatan jamaah umroh dan para pengunjung.
Laporan: Redaksi