Banner

Warga Palestina yang tewas di Gaza tembus 30.000 orang usai militer Israel tembaki pencari bantuan

Seorang warga Palestina berkabung atas meninggalnya para korban tewas di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City pada 29 Februari 2024. (Xinhua/Mohammed Ali)

Tentara Israel menembaki kerumunan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza barat, yang menewaskan sedikitnya 104 orang.

 

Gaza, Palestina (Xinhua) – Jumlah warga Palestina yang tewas di Jalur Gaza telah menembus angka 30.000 sejak Israel memulai serangannya terhadap Hamas pada Oktober tahun lalu, kata Kementerian Kesehatan yang dikelola Hamas pada Kamis (29/2) setelah tentara Israel menembaki kerumunan warga yang sedang menunggu bantuan kemanusiaan di Gaza barat, yang menewaskan sedikitnya 104 orang.

Menurut kementerian tersebut, 81 warga Palestina tewas dan 132 lainnya luka-luka dalam 24 jam terakhir, sehingga total korban sejak pecahnya konflik pada 7 Oktober 2023 menjadi 30.035 orang tewas dan 70.475 lainnya luka-luka.

Tentara Israel menembaki kerumunan
Seorang pria yang luka-luka terlihat di Rumah Sakit Al-Shifa di Gaza City pada 29 Februari 2024. (Xinhua/Mohammed Ali)

Tak lama setelah kementerian itu mengumumkan tonggak suram tersebut, sejumlah narasumber medis di Gaza mengatakan kepada Xinhua sedikitnya 104 orang tewas dan lebih dari 760 lainnya luka-luka pada Kamis ketika militer Israel menembaki kerumunan warga Palestina di sebuah jalan pesisir di sebelah barat Gaza City, di mana mereka sedang menunggu kedatangan truk-truk bantuan kemanusiaan.

Para korban luka, banyak dari mereka dalam kondisi kritis, dilarikan ke Rumah Sakit Al-Shifa, yang sudah kewalahan akibat menipisnya pasokan dan peralatan medis, kata para narasumber tersebut.

Banner
Tentara Israel menembaki kerumunan
Warga berjalan melewati puing-puing bangunan yang hancur di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 28 Februari 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Para saksi mata mengatakan kepada Kantor Berita Xinhua bahwa tentara Israel menyasar warga sipil di Jalan Al-Rashid dan menyebabkan banyak korban jiwa.

Kementerian Luar Negeri Palestina mengecam serangan tersebut sebagai “pembantaian keji” dan bagian dari perang Israel yang bertujuan untuk “menyapu bersih penduduk Jalur Gaza utara.”

Serangan tersebut “menunjukkan bahwa pemerintah Israel mengabaikan seruan dan tuntutan internasional untuk melindungi warga sipil,” kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan, seraya mendesak gencatan senjata segera sebagai satu-satunya cara untuk menyelamatkan nyawa.

Warga melihat bangunan-bangunan yang hancur di Kota Khan Younis, Jalur Gaza selatan, pada 28 Februari 2024. (Xinhua/Rizek Abdeljawad)

Seorang juru bicara militer Israel mengklaim bahwa pasukannya melepaskan tembakan “untuk membela diri” setelah warga Gaza menyerbu dan menjarah truk-truk pemasok bantuan yang masuk ke Jalur Gaza pada pagi dini hari. Dia mengatakan puluhan warga Gaza terluka dalam kericuhan tersebut, beberapa di antaranya akibat tertimpa atau terinjak-injak.

Dia mengatakan sejumlah warga Gaza mendekati tentara Israel dengan “cara yang mengancam,” sehingga memaksa mereka untuk merespons dengan melepas tembakan.

Israel meluncurkan agresinya terhadap Hamas sebagai balasan atas serangan yang dilakukan kelompok militan tersebut pada 7 Oktober 2023, di mana sekitar 1.400 warga Israel tewas dan lebih dari 200 orang lainnya diculik sebagai sandera.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan