Jakarta (Indonesia Window) – Arab Saudi pada hari Rabu (9/9) menegaskan komitmennya terhadap negara Palestina berdasarkan perbatasan sebelum perang Enam Hari pada tahun 1967, menurut Arab News.
Menteri Luar Negeri Faisal bin Farhan mengatakan negara Palestina harus memiliki Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, dan bahwa kerajaan ‘mendukung semua upaya yang bertujuan mencapai solusi yang adil dan komprehensif’ untuk konflik tersebut.
Menlu Arab Saudi menyatakan hal tersebut pada pertemuan Liga Arab, menekankan bahwa kerajaan mendukung rakyat Palestina.
Sebelumnya, pada 13 Agustus, Israel dan Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan normalisasi hubungan keduanya dengan menjalin hubungan baru.
Presiden AS Donald Trump menengahi kesepakatan tersebut, yang mencakup kesepakatan dari Perdana Menteri Netanyahu bahwa Israel akan menangguhkan rencana untuk mencaplok wilayah Tepi Barat.
Kesepakatan itu menjadikan UEA sebagai negara Arab ketiga yang memiliki hubungan diplomatik normal dengan Israel bersama dengan Mesir dan Yordania.
Pada perang Enam Hari 1967, Israel merampas sisa wilayah Palestina di Tepi Barat, Yerusalem Timur, Jalur Gaza, serta Dataran Tinggi Golan Suriah dan Semenanjung Sinai Mesir.
Pada akhir perang di bulan Juni tersebut, Israel mengusir 300.000 warga Palestina dari rumah mereka, termasuk 130.000 yang sebelumnya mengungsi pada tahun 1948.
Laporan: Redaksi