Aktivitas manusia prasejarah yang berasal dari lebih dari 40.000 tahun yang lalu ditemukan di Kota Ziyang, Provinsi Sichuan, China barat daya, dengan bukti lebih dari 1.000 barang dari bebatuan dan fosil hewan ditemukan di situs Sungai Mengxi, Ziyang.
Chengdu, China (Xinhua) – Para arkeolog menemukan jejak aktivitas manusia prasejarah yang berasal dari lebih dari 40.000 tahun yang lalu di Kota Ziyang, Provinsi Sichuan, China barat daya, kata otoritas setempat pada Sabtu (14/1).
Sejauh ini, lebih dari 1.000 barang dari bebatuan dan fosil hewan telah ditemukan di situs Sungai Mengxi, Ziyang. Barang-barang dari batu yang ditemukan meliputi batu inti (core), mata pisau, dan alat scraper, sedangkan fosil hewan yang ditemukan mencakup sisa-sisa bagian tubuh badak dan gajah, menurut Institut Penelitian Peninggalan Budaya dan Arkeologi Provinsi Sichuan.
Temuan tersebut merupakan hasil dari proyek arkeologi yang diluncurkan bersama oleh beberapa organisasi, termasuk institut dan departemen peninggalan budaya setempat, pada Januari 2022.
Beberapa artefak tulang, barang-barang yang diduga merupakan artefak kayu, dan sejumlah besar fosil tumbuhan, yang sangat jarang ditemukan di reruntuhan Paleolitik, juga berhasil diekskavasi.
Metode penanggalan karbon-14 menunjukkan bahwa situs Sungai Mengxi setidaknya berusia 43.000 tahun.
Lokasi tersebut merupakan salah satu situs Paleolitik yang paling sistematis dan lengkap di China, yang menunjukkan hubungan antara manusia dan lingkungan, dan memberikan gambaran yang jelas tentang aktivitas manusia selama periode Pleistosen Akhir, kata Wang Youping, seorang profesor dari Fakultas Arkeologi dan Museologi di Universitas Peking.
Pada tahun 1950-an, penemuan tengkorak ‘Manusia Ziyang’ (Ziyang Man), yang berumur sekitar 30.000 tahun, menarik perhatian dunia.
“Penggalian situs Sungai Mengxi merupakan awal sekaligus terobosan besar dalam penyingkapan tabir ‘Manusia Ziyang’,” kata Gao Xing, seorang peneliti dari Institut Paleontologi Vertebrata dan Paleoantropologi di bawah naungan Akademi Ilmu Pengetahuan China (Chinese Academy of Sciences/CAS).
Laporan: Redaksi