Banner

Menlu Singapura desak diplomasi preventif di Sidang Majelis Umum PBB

Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan menyampaikan pidato pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sesi ke-79 atau United Nations General Assembly (UNGA) di New York City pada 28 September 2024. (Xinhua/PBB)

Upaya memperkuat peran PBB diperlukan dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan, terutama dalam diplomasi preventif, mediasi, dan pencegahan konflik.

 

PBB (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri Luar Negeri (Menlu) Singapura Vivian Balakrishnan pada Sabtu (28/9) menegaskan perlunya upaya memperkuat peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan, terutama dalam diplomasi preventif, mediasi, dan pencegahan konflik.

“Upaya-upaya seperti itu sangat dibutuhkan untuk menyelamatkan nyawa warga sipil dan mencegah bencana,” katanya pada Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Sesi ke-79 atau United Nations General Assembly (UNGA) yang sedang berlangsung.

Orang-orang memeriksa bangunan yang hancur di kamp pengungsi Nuseirat, Jalur Gaza tengah, pada 16 September 2024. Sumber keamanan Palestina pada Senin (16/9) mengatakan kepada Xinhua bahwa pesawat Israel menyasar sebuah rumah di kamp pengungsi Nuseirat di Jalur Gaza tengah, mengakibatkan sedikitnya 10 orang tewas. (Xinhua/Marwan Dawood)

Sangat prihatin dengan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza, Balakrishnan menekankan perlunya penyediaan bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan bagi semua warga sipil yang membutuhkan, menyerukan gencatan senjata segera serta pembebasan semua sandera secepatnya, tanpa syarat, dan aman.

Upaya memperkuat peran PBB
Foto yang diabadikan pada 23 Juli 2024 ini menunjukkan peralatan medis yang rusak di Rumah Sakit Pendidikan Omdurman di area permukiman Alshohada di Kota Omdurman, Sudan. Perang yang sedang berlangsung antara Angkatan Bersenjata Sudan (Sudanese Armed Forces/SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (Rapid Support Forces/RSF) telah menimbulkan kerusakan besar di sektor kesehatan negara itu, dengan perkiraan kerugian senilai hampir 11 miliar dolar AS (1 dolar AS = Rp16.204) di rumah sakit dan pusat kesehatan, menurut Menteri Kesehatan Sudan Haitham Mohamed Ibrahim. (Xinhua/Mohamed Khidir)

Menteri Singapura itu juga menyerukan upaya untuk memperkuat multilateralisme. “Kami sebagai negara kecil, tidak tertarik untuk memihak atau terlibat dalam persaingan kekuatan besar. Kami tidak ingin menjadi arena perang proksi. Inilah sebabnya mengapa negara-negara kecil seperti Singapura selalu menjadi pendukung yang gigih bagi hukum internasional dan Piagam PBB,” katanya. “Bagi negara-negara kecil, multilateralisme bukanlah sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan eksistensial.”

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan