Banner

AS catat lebih dari 400 penembakan massal sejauh ini pada 2023

Orang-orang menunggu di luar Allen Premium Outlets di Allen, sebuah kota pinggiran di Dallas, Texas, Amerika Serikat, pada 6 Mei 2023. Sembilan orang tewas, termasuk pelaku penembakan, dan tujuh orang lainnya luka-luka dalam penembakan pada Sabtu sore di pusat perbelanjaan tersebut di Negara Bagian Texas, AS tengah-selatan, kata otoritas berwenang. (Xinhua/Tian Dan)

Jumlah penembakan massal di Amerika Serikat telah mencapai 400 kasus, yang menewaskan sedikitnya 453 orang, sepanjang tahun 2023.

 

Los Angeles, AS (Xinhua) – Sembilan penembakan massal terjadi di seluruh Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan lalu, menambah total kasus penembakan di negara tersebut menjadi lebih dari 400 sepanjang tahun ini, menurut situs jejaring nasional yang melacak kematian dan cedera akibat senjata api.

Sembilan penembakan massal tersebut mengakibatkan sedikitnya empat kematian dan 35 orang terluka hingga Ahad (23/7), menurut data terbaru dari Gun Violence Archive, yang mendefinisikan sebuah penembakan massal sebagai peristiwa dengan sedikitnya empat korban luka atau tewas, tidak termasuk pelaku penembakan.

Situs itu mencatat 404 penembakan massal selama periode awal 2023 hingga Ahad tersebut, yang menewaskan sedikitnya 453 orang, menurut data yang dikumpulkan atau divalidasi dari 7.500 sumber setiap hari.

Dari total korban tewas, sekitar 161 di antaranya merupakan anak di bawah usia 12 tahun, dan hampir 400 anak lainnya terluka dalam penembakan massal sepanjang tahun ini, menurut kelompok antikekerasan senjata itu.

Banner

Jumlah penembakan massal naik 9 persen dari tahun sebelumnya. Per 23 Juli 2022, terdapat 365 penembakan massal, dan tahun itu terjadi total 647 penembakan massal di seluruh negeri.

Peningkatan itu menegaskan tren meningkatnya penembakan massal di AS.

Pada 2016, AS melaporkan 383 kasus penembakan massal. Tiga tahun terakhir angkanya melampaui 600 setiap tahunnya, dengan 2021 menjadi yang tertinggi dengan 690 kasus penembakan massal, menurut Gun Violence Archive.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan