Banner

WWF laporkan penurunan dramatis spesies darat seluruh dunia sejak 1970

Ilustrasi. Organisasi lingkungan hidup internasional, WWF (World Wide Fund for Nature), merilis laporan ‘The Living Planet Report 2020’ berisi indeks planet ‘Living Planet Index’ (LPI), yang menunjukkan penurunan dramatis populasi spesies darat di seluruh dunia. (David Mark from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Organisasi lingkungan hidup internasional, WWF (World Wide Fund for Nature), pada Kamis (10/9) merilis laporan The Living Planet Report 2020 berisi indeks planet Living Planet Index (LPI), yang menunjukkan penurunan dramatis populasi spesies darat di seluruh dunia, meliputi ikan, amfibi, reptil, mamalia dan burung.

LPI dikeluarkankan oleh Zoological Society of London (ZSL) atau Masyarakat Zoologi London.

Laporan yang disusun oleh 125 ahli dari seluruh dunia tersebut menyebutkan penurunan dramatis populasi spesies di darat diakibatkan oleh hilangnya dan degradasi habitat, termasuk penggundulan hutan, yang didorong oleh cara manusia menghasilkan makanan.

Spesies terancam punah yang disebutkan dalam LPI termasuk gorila dataran rendah bagian timur, yang jumlahnya di Taman Nasional Kahuzi-Biega, Republik Demokratik Kongo diperkirakan mengalami penurunan 87 persen antara tahun 1994 dan 2015 sebagian besar karena perburuan illegal.

Selan itu, jumlah burung beo abu-abu Afrika di Ghana barat daya turun hingga 99 persen antara tahun 1992 dan 2014 karena perdagangan burung liar dan hilangnya habitat.

Banner

LPI, yang melacak hampir 21.000 populasi lebih dari 4.000 spesies vertebrata antara tahun 1970 dan 2016, juga menunjukkan bahwa populasi satwa liar yang ditemukan di habitat air tawar telah mengalami penurunan 84.

Salah satu contohnya adalah populasi pemijahan ikan sturgeon (beluga sungai) China di sungai Yangtze China, yang menurun sebesar 97 persen antara 1982 dan 2015 karena pembendungan jalur air.

Living Planet Index adalah salah satu ukuran paling komprehensif dari keanekaragaman hayati global,” kata Direktur Konservasi ZSL Andrew Terry.

“Penurunan rata-rata 68 persen dalam 50 tahun terakhir merupakan bencana besar, dan bukti nyata kerusakan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia terhadap alam,” tuturnya.

Menurut Terry, jika tidak ada yang berubah, populasi satwa liar di seluruh dunia niscaya akan terus menurun, membuat mereka punah dan mengancam keutuhan ekosistem Bumi.

“Tetapi kita juga tahu bahwa konservasi dapat memperbaiki kondisi ini. Dengan komitmen, investasi, dan keahlian, tren ini dapat dibalik,” katanya.

Banner

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Banner

Iklan