Banner

Teknologi baru bantu konservasi margasatwa di ‘atap dunia’

Dua ekor antelop Tibet jantan mengejar seekor antelop betina untuk kawin di Cagar Alam Nasional Qiangtang di bagian utara Daerah Otonom Xizang, China barat daya, pada 16 Desember 2023. Musim dingin adalah musim kawin bagi antelop Tibet yang hidup di Cagar Alam Nasional Qiangtang. Musim kawin selama tiga pekan menjadi satu-satunya periode sepanjang tahun ketika antelop jantan terlihat bersama antelop betina. Dijuluki ‘surga satwa liar’, Cagar Alam Nasional Qiangtang merupakan habitat bagi lebih dari 30 jenis hewan liar yang terdaftar dalam katalog perlindungan tingkat nasional di China, termasuk antelop Tibet dan yak liar. (Xinhua/Jiang Fan)

Stasiun basis 5G beroperasi di stasiun pelestarian di dekat Danau Zonag, yang dikenal sebagai ‘ruang persalinan’ bagi antelop Tibet, spesies yang berada di bawah perlindungan negara kelas satu di China.

 

Xining, China (Xinhua) – Teknologi baru, seperti 5G, memainkan peran penting dalam perlindungan satwa liar di Hoh Xil, Provinsi Qinghai, China barat laut.

Terletak jauh di dalam Dataran Tinggi Qinghai-Xizang yang luas, yang juga dikenal sebagai ‘atap dunia’, cagar alam Hoh Xil telah lama mengalami kesulitan dalam hal sinyal komunikasi, kecuali untuk rute di sepanjang Jalan Raya Qinghai-Xizang.

Para jagawana tidak pernah membayangkan dapat memperbarui informasi tentang spesies yang terancam punah, seperti antelop Tibet, di cagar alam secara tepat waktu.

Pada Mei 2023, stasiun basis 5G mulai beroperasi di stasiun pelestarian di dekat Danau Zonag, yang dikenal sebagai ‘ruang persalinan’ bagi antelop Tibet, spesies yang berada di bawah perlindungan negara kelas satu di China.

Banner

Dengan bantuan stasiun basis 5G itu, para jagawana dapat memantau migrasi dan proses persalinan antelop Tibet dengan lebih baik, dan rekaman video hewan itu dapat disiarkan secara langsung ke audiens global.

Menurut otoritas setempat, lebih banyak stasiun basis 5G diperkirakan akan dibangun di cagar alam tersebut, sementara kombinasi antara inspeksi jarak jauh 5G, patroli di lokasi, dan patroli helikopter akan dilakukan guna meningkatkan kapabilitas antiperburuan liar dan pemantauan dari cagar alam itu.

Sejak stasiun perlindungan pertama didirikan pada 1997 di Hoh Xil, jumlah antelop Tibet telah meningkat menjadi lebih dari 70.000 ekor dari sebelumnya di bawah 20.000 ekor pada tahun 1980-an.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan