Banner

Wapres Iran: Semangka simbol perlawanan Palestina terhadap Israel

Wakil Presiden (Wapres) Iran untuk Urusan Perempuan dan Keluarga, Dr. Ensieh Khazali, menyampaikan sambutan pada perayaan malam festival Yalda, di Jakarta, Kamis (21/12/2023). (Indonesia Window)

Wapres Iran Urusan Perempuan dan Keluarga, Ensieh Khazali, menegaskan, semangka yang menjadi salah satu buah yang disajikan saat perayaan malam festival ‘yalda’, memiliki warna serupa dengan bendera Palestina, menjadi simbol perjuangan negara tersebut terhadap Israel.

 

Jakarta (Indonesia Window) – Semangka menjadi simbol perlawanan Palestina terhadap Israel sejak 1967, apalagi dengan konflik antara pejuang Hamas dan Israel yang pecah pada 7 Oktober lalu telah menewaskan lebih dari 20.000 jiwa.

Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Presiden (Wapres) Iran untuk Urusan Perempuan dan Keluarga, Dr. Ensieh Khazali, pada perayaan malam festival Yalda, di Jakarta, Kamis (21/12) malam.

Festival Yalda adalah perayaan titik balik matahari musim dingin di Iran yang telah populer sejak zaman kuno.

Pada malam itu disajikan berbagai macam makanan khas Iran serta buah-buahan, termasuk semangka yang memiliki warna seperti warna bendera Palestina.

“Pada malam ini banyak anak-anak yang tidak lagi memiliki ibu atau ibu-ibu yang telah kehilangan anak-anaknya, dan saat ini di Palestina telah jatuh korban sekitar 20.000 jiwa, bahkan lebih,” kata Khazali.

Pada acara tersebut, Wapres Iran meminta kepada para tamu untuk mendoakan warga Palestina agar mereka dapat merasakan kembali kebahagiaan. Di Palestina saat ini, lanjutnya, berbagai tindak kejahatan dan kedzaliman yang melanggar nilai-nilai kemanusiaan dibiarkan terjadi.

“Mohon maaf, mungkin saya telah menyesakkan hati para hadirin sekalian, tapi harus saya sampaikan walaupun mungkin sudah terlambat. Yang jelas malam ini adalah malam keluarga, malam kembali kepada keluarga dengan menghidupkan tradisi-tradisi lama, melakukan keakraban dengan keluarga yang dapat menjadi dasar kebahagiaan,” imbuhnya.

Wapres Khazali berharap agar hubungan kekeluargaan dapat terjaga sebagaimana pentingnya menjaga lingkungan.

“Kita tidak bisa bernafas dengan sehat jika lingkungan kita tercemar dan kita akan sakit baik fisik maupun mental. Oleh karena itu mudah-mudahan terdapat rasa kasih sayang di antara sesama keluarga karena kecintaan dan kasih sayang adalah menjadi sebuah penyebab dari wujud keberadaan kita semua,” ujarnya.

“Menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri bagi saya untuk menyampaikan, jika berkesempatan untuk datang ke Repuklik Islam Iran, saya akan merasa sangat senang sekali dan saya akan sampaikan selamat datang. Anda dapat menyaksikan segala mencapaian oleh perempuan-perempuan Iran saat ini mulai dari kesehatan, dan penciptaan lapangan kerja dalam berbagai hal yang positif,” katanya.

Wapres Khazali mengatakan jumlah mahasiswa perempuan dan dosen perempuan di universitas-univesitas di negaranya mencapai 60 persen dari total komunitas akademik.

Pada Januari 2024 Iran akan menggelar pameran pencapaian para perempuan Republik Islam Iran, termasuk sejumlah inovasi yang telah diraih oleh kaum wanita negara itu.

Keberadaan kaum perempuan di negara yang berada antara Asia Tengah dan Asia Selatan tersebut cukup istimewa karena harapan hidup perempuan saat ini mencapai 80 tahun.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan