Upaya pengembangan berkelanjutan CHINT telah mendorong penggunaan minyak nabati, bahan alternatif yang terbarukan dan dapat diurai. Transisi ini telah menghasilkan pengurangan emisi karbon yang signifikan sebesar 98 persen.
Shanghai, China (Xinhua) – Di pabrik transformator milik CHINT Group di Shanghai, robot-robot dilibatkan dalam penataan lembaran baja silikon setipis 0,23 milimeter, lapis demi lapis sesuai dengan spesifikasi desain. Satu robot mampu menata lebih dari 1.680 lapisan dalam 24 jam, setara dengan beban kerja harian enam karyawan yang berpengalaman.
Pencapaian luar biasa lainnya adalah penggunaan minyak dalam transformator. Jika biasanya transformator menggunakan minyak mineral, upaya pengembangan berkelanjutan CHINT telah mendorong penggunaan minyak nabati, bahan alternatif yang terbarukan dan dapat diurai. Transisi ini telah menghasilkan pengurangan emisi karbon yang signifikan sebesar 98 persen.
Perusahaan itu telah mencapai tonggak terobosan lewat pengembangan transformator 750 kilovolt (kV) dengan minyak isolasi berbahan ester alami, tingkat voltase tertinggi di dunia hingga saat ini, yang memukau para pelaku industri global. Menawarkan rentang produk yang komprehensif mulai dari 10kV hingga 750kV, CHINT saat ini merupakan produsen terkemuka di dunia dalam hal volume penjualan transformator dengan minyak ester alami.
CHINT Group mengawali perjalanannya sebagai produsen sakelar pada 1984 dan secara bertahap berevolusi menjadi penyedia solusi energi pintar global utama. Kini, perusahaan itu mengintegrasikan seluruh rantai industri pembangkit, penyimpanan, transmisi, transformasi, distribusi, dan penggunaan listrik.
Dari Finlandia yang bersuhu sangat dingin hingga ke gurun-gurun di Arab Saudi dan hutan hujan tropis di Ekuador, CHINT telah memperluas jaringannya ke 100 lebih negara dan kawasan. Menurut Chen Chengjian, deputy chairman perusahaan listrik yang dinaungi CHINT Group (CHINT Electric Co., Ltd.), pangsa bisnis internasional perusahaan tersebut mencapai sekitar 30 persen.
Sejak 2006, CHINT telah merambah ke bidang energi baru fotovoltaik, yang dengan cepat menciptakan daya saing internasional dalam sektor pengembangan, desain, investasi, konstruksi, pengoperasian, dan pemeliharaan pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik.
Hingga saat ini, CHINT telah membangun sejumlah pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik dengan kapasitas gabungan mencapai lebih dari 30 gigawatt (GW) di seluruh dunia. Fasilitas tersebut memasok listrik hijau sebesar lebih dari 34 miliar kWh dan mengurangi emisi karbon dioksida sebesar lebih dari 30 juta ton per tahun.
Khususnya, proyek pembangkit listrik tenaga surya fotovoltaik atap CHINT telah memberikan manfaat kepada lebih dari 1,3 juta rumah tangga di China, mendatangkan penghasilan tambahan senilai 1.000 hingga 3.000 yuan atau sekitar 422 dolar AS untuk satu keluarga per tahun, sembari menciptakan lebih dari 200.000 lapangan kerja di daerah-daerah pedesaan.
Inovasi selalu menjadi landasan dalam pertumbuhan perusahaan listrik yang dinaungi CHINT Group tersebut, menurut Chen. Per akhir 2022, perusahaan itu telah mengembangkan lebih dari 900 produk, mengantongi 404 hak paten, memimpin atau berpartisipasi dalam merevisi 215 standar industri nasional, dan terlibat dalam lebih dari 30 proyek kolaborasi penelitian industri-universitas.
Pada 2023, perusahaan listrik itu membukukan pendapatan senilai lebih dari 20 miliar yuan, naik signifikan dari 4 miliar yuan yang diraup pada 2016 lalu.
Faktor penting lainnya yang berkontribusi terhadap perkembangan pesat perusahaan listrik yang dinaungi CHINT Group tersebut adalah lokasinya yang strategis di jantung jalan tol nasional G60, yang berperan sebagai “koridor sains dan inovasi” di Delta Sungai Yangtze, dan menghubungkan Shanghai serta delapan kota di Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui.
Sembilan kota tersebut masing-masing memiliki basis industri dan keunggulannya sendiri, dan dapat saling melengkapi, ujar Guo Shuqing, wakil direktur kantor konferensi bersama koridor inovasi ilmu pengetahuan dan teknologi G60.
Guo menambahkan bahwa inovasi dalam hal pengembangan bisnis mendorong inovasi lebih lanjut di antara perusahaan-perusahaan.
*1 yuan = 2.209 rupiah
**1 dolar AS = 15.995 rupiah
Laporan: Redaksi