Kasus kejahatan di kampus Amerika meningkat, mendorong Universitas Johns Hopkins di Kota Baltimore mengeluarkan peringatan keselamatan kepada para mahasiswa dan staf.
New York City, AS (Xinhua) – Universitas Johns Hopkins di Kota Baltimore, Amerika Serikat (AS), mengeluarkan peringatan keselamatan di saat universitas tersebut mencatat peningkatan kasus kejahatan serius, demikian dilansir oleh Fox News pada Selasa (1/11).
Pada periode 6 Oktober hingga 27 Oktober saja, terdapat enam kasus perampokan bersenjata yang dilaporkan di dan sekitar kampus Homewood dan satu kasus di dekat kampus Peabody, dengan dua di antaranya merupakan upaya penculikan, menurut laporan itu, mengutip pernyataan Branville Bard, wakil presiden bidang keselamatan publik di universitas tersebut.
“Tindakan kekerasan ini merusak struktur komunitas kami, dan pihak universitas sedang berupaya untuk membantu para korban,” kata Bard dalam sebuah surat kepada mahasiswa dan staf.
Bard mengatakan sejumlah anggota komunitas Johns Hopkins menjadi korban dalam “dua insiden yang sangat meresahkan dan mengganggu” pekan lalu.
Pada 24 Oktober, salah satu korban sedang berjalan di dekat kampus Homewood di blok 100 West University Parkway ketika tiga tersangka “bersenjatakan pistol memaksa korban masuk ke dalam kendaraan mereka,” pergi ke “beberapa ATM (Anjungan Tunai Mandiri), dan memaksa korban untuk melakukan penarikan tunai sebelum melepaskan korban,” menurut laporan itu.
Sementara itu pada 27 Oktober, seorang korban sedang berjalan di jembatan San Martin Drive di kampus Homewood ketika dua orang tersangka, dengan salah satunya bersenjatakan pistol, memaksa korban memberikan ponsel dan kata sandinya, sebut laporan itu.
Kejahatan di kampus AS termasuk insiden perampokan, pencurian, dan pembajakan mobil yang meningkat di Baltimore sepanjang tahun ini dibandingkan tahun lalu, dan jumlah kasus pembunuhan hampir melampaui angka 300 untuk tahun kedelapan berturut-turut, menurut laporan itu.
Penembakan di sekolah
Kasus penembakan di sekolah di Amerika juga meningkat, dan jauh lebih sering terjadi dibandingkan di negara mana pun di dunia dan tidak ada indikasi bahwa hal ini akan mereda, seperti dilansir CNN baru-baru ini.
Setidaknya 53 kasus penembakan telah terjadi di sekolah K-12 di AS sepanjang tahun ini, lebih banyak dari jumlah insiden pada 2021 dan naik hampir dua kali lipat dari jumlah kasus pada 2018, menurut laporan itu pada Ahad (30/10).
Lebih lanjut laporan itu mengatakan bahwa dalam banyak kasus, proses hukum untuk mencari keadilan dapat berlangsung beberapa dekade, dan di sela-sela proses persidangan, serangan baru memicu kembali perbincangan lama untuk membuat perubahan serta memicu perdebatan politik, tetapi kerap menghasilkan sedikit perubahan.
“Kita menjadi terlalu nyaman dengan kejadian-kejadian ini,” kata laporan itu mengutip pernyataan Joel Dvoskin, asisten profesor klinis psikiatri di Fakultas Kedokteran Universitas Arizona.
“Orang-orang mulai terbiasa dengan hal ini, ini menjadi normal, yang merupakan fakta mengerikan,” kata Dvoskin.
Laporan: Redaksi