Jakarta (Indonesia Window) – Orang Taiwan punya sejarah minum teh selama lebih dari seratus tahun, terutama teh China seperti Oolong dan Tieguanyin yang terkenal bukan hanya karena rasanya yang sedap, namun juga manfaat kesehatannya.
Di era kekinian Taiwan memodifikasi teh menjadi produk minuman yang dikenal dengan bubble tea.
Di Indonesia teh yang dicampur susu dan krimer dengan bola-bola tapioka itu dijual di sejumlah outlet, seperti Chatime, KOI, Xing Fu Tang, Tiger Sugar, dan TrueDan.
Menurut pernyataan dari Kantor Ekonomi dan Perdagangan Taipei (TETO), selain teh klasik dan kekinian, orang Taiwan juga penikmat kopi.
Satu orang Taiwan minum lebih dari 200 cangkir kopi setiap tahun, dan konsumsinya meningkat 20 persen per tahun.
Dengan angka sebesar itu, pasar konsumsi kopi di Taiwan mencapai lebih dari 80 miliar dolar Taiwan (sekitar 40 triliun rupiah).
Tak sulit menemukan kopi nikmat di Taiwan karena ada lebih dari 15.000 toko dan minimarket yang menjual kopi yang digiling dan diseduh langsung di seluruh Pulau Formosa.
Dari jumlah itu, lebih dari 10.000 minimarket di Taiwan buka 24 jam, sehingga kopi aromatik seharga 35 dolar Taiwan (sekira 17.000 rupiah) bisa dinikmati setiap saat.
Minimarket di Taiwan telah menjadi pendorong utama dalam memperluas pasar konsumen kopi di Taiwan.
Selain di kedai kopi lokal dan minimarket, masyarakat Taiwan juga suka menikmati kopi yang dijual di kedai-kedai kopi waralaba yang sudah mendunia.
Tak sedikit kedai kopi lokal mempromosikan biji kopi premium dari berbagai negara yang mereka panggang sendiri sehingga menghasilkan aroma unik yang berbeda dari lainnya.
Banyaknya kedai kopi dan minimarket di Taiwan yang menyediakan coffee estate (kopi yang dihasilkan dari perkebunan khusus) dan specialty coffee (kopi dari biji dengan grade tertinggi) menjadikan Pulau Formosa konsumen biji kopi premium tertinggi di dunia.
Laporan: Redaksi