Jakarta (Indonesia Window) – Proyek peningkatan kapasitas (revamping) perusahaan petrokimia PT. Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur terus berjalan selama pandemik COVID-19 dengan biaya pembangunan sebesar 180 juta dolar AS (sekitar 2,6 triliun rupiah), sehingga diharapkan dapat memproduksi 780.000 paraxylene per tahun pada 2022.
“Kami mendukung proyek perluasan dan penambahan lini produksi yang tengah dijalankan TPPI saat ini. Tentunya diharapkan dapat menopang pembangunan sektor industri petrokimia nasional yang berdaya saing dan berkesinambungan,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita saat meninjau proyek revamping di PT TPPI pada Kamis.
Proyek tersebut perlu dipercepat karena diharapkan mendukung program substitusi impor dan menguatkan struktur di sektor industri petrokimia nasional.
Menperin menjelaskan, pengembangan kapasitas TPPI akan berperan penting sebagai basis industri petrokimia yang memasok bahan baku olefin (alkena) dan aromatik.
“Rencana yang disampaikan oleh TPPI sejalan dengan program substitusi impor yang dicanangkan pemerintah, sehingga secara signifikan dapat mengurangi impor bahan baku kimia dan defisit transaksi berjalan Indonesia,” jelas Menteri Agus.
Saat ini, TPPI sedang menjalankan proyek revamping platforming dan aromatik yang bertujuan meningkatkan kapasitas dari 50.000 barrel per hari menjadi 55.000 barrel per hari.
Pekerjaan Basic Engineering Design Package (BEDP) yang dikerjakan oleh UOP mulai Maret 2020 telah selesai pada 25 September 2020. Sedangkan, pembangunan lima tangki diharapkan selesai pada pertengahan Desember 2021.
Sementara itu, proyek revamping TPPI akan dilaksanakan pada awal 2022, bersamaan dengan pelaksanaan turn around, sehingga pada kuartal pertama 2022, kilang diharapkan sudah dapat beroperasi secara penuh.
Sejak Agustus 2020 TPPI sudah mengoperasikan unit produksi paraxylene secara dual mode yang menghasilkan produk petrokimia dan produk BBM. Kapasitas produksi ini akan ditingkatkan secara bertahap.
Kebutuhan paraxylene
Saat ini, kebutuhan paraxylene domestik mencapai 1 juta ton per tahun. Selain TPPI, pasokan produk kimia tersebut berasal dari adalah Kilang RU (Refinery Unit) IV Pertamina dengan kapasitas produksi sekitar 200.000 ton per tahun.
Untuk mengurangi impor paraxylene, pada 2021 TPPI akan memproduksi 280.000 ton per tahun, selain memproduksi bahan bakar Pertamax.
Dengan produksi paraxylene Pertamina sebesar 220.000 ton per tahun, total produksi paraxylene di tanah air menjadi 500.000 ton per tahun, atau dapat mengurangi impor hingga 50 persen.
Selanjutnya, pada tahun 2022, saat proyek revamping selesai, TPPI dapat meningkatkan produksi paraxylene menjadi 780,000 ton per tahun.
Dengan tambahan produksi tersebut maka seluruh kebutuhan paraxylene dalam negeri dapat dipenuhi dari produksi nasional.
PT Trans-Pacific Petrochemical Indotama adalah perusahaan petrokimia yang memperoduksi petroleum/mogas (Pertamax, Pertalite, Solar, dan lainnya) serta produk kimia (paraxylene, benzene, toluene, xylene, dan lainnya) dengan kepemilikan saham oleh PT Pertamina (Persero) dan PT PPA (Persero).
Laporan: Redaksi