Banner

Angka indeks polusi utama Beijing turun 20 persen pada Januari-Agustus

Sejumlah kendaraan melintas di Kawasan Bisnis Terpadu (Central Business District/CBD) di Distrik Chaoyang di Beijing, ibu kota China, pada 6 Juni 2022. (Xinhua/Ju Huanzong)

Tingkat polusi udara China menurun setelah pemerintah mengambil serangkaian langkah untuk mengatasi masalah lingkungan, termasuk memperkuat inspeksi terhadap sumber-sumber polusi.

 

Beijing, China (Xinhua) – Tingkat polusi udara China telah berkurang, dengan angka indeks polusi udara utama ibu kota China, Beijing, mencatatkan penurunan 20 persen secara tahunan (year on year/yoy) dalam delapan bulan pertama 2022, demikian menurut data resmi pada Senin (26/9).

Konsentrasi rata-rata PM2,5 di kota itu tercatat 28 mikrogram per meter kubik pada periode Januari-Agustus, menurut Biro Ekologi dan Lingkungan Kota Beijing. Angka pada Agustus tercatat 19 mikrogram per meter kubik, terendah untuk periode satu bulan pada tahun ini.

Angka PM2,5 merupakan indikator yang memantau partikel udara dengan diameter 2,5 mikron atau kurang.

Otoritas lokal di kota tersebut telah mengambil serangkaian langkah untuk mengatasi polusi udara tahun ini, termasuk memperkuat inspeksi terhadap sumber-sumber polusi.

Banner

Dari Januari hingga Agustus, konsentrasi rata-rata PM10 dan nitrogen dioksida masing-masing juga turun 14,5 persen dan 16 persen (yoy), tambah biro itu.

Beijing membuat terobosan dalam pengendalian polusi udara pada tahun lalu. Konsentrasi rata-rata PM2,5 di kota itu tercatat 33 mikrogram per meter kubik pada 2021, level terendah sejak pencatatan dimulai pada 2013.

Air purifier kurang diminati

Tingkat polusi udara China yang menurun sebagai hasil dari langkah-langkah perlindungan lingkungan yang efektif, telah berangsur-angsur mengurangi minat masyarakat untuk membeli alat penjernih udara (air purifier) yang sempat menjadi kebutuhan wajib bagi banyak warga perkotaan di China.

Seorang warga Beijing, bermarga Cao, mengalami dilema setelah pindah rumah, karena dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan dua air purifier yang dia beli beberapa tahun lalu. Kedua alat tersebut saat ini teronggok di sudut rumahnya.

Air purifier meraih popularitas di pasar China beberapa tahun yang lalu. Alat itu bahkan menjadi kebutuhan bagi banyak rumah.

“Popularitas alat penjernih udara berhubungan erat dengan kabut asap yang sering terjadi dan kualitas udara yang buruk,” kata Cheng Baoping, manajer penjualan Yadu Technology Group Co., Ltd., salah satu produsen air purifier di China.

Banner

Cheng ingat bahwa sekitar 20 tahun yang lalu alat penjernih udara tidak populer sama sekali. Guna meningkatkan penjualan, pihak perusahaan bahkan mengizinkan pelanggan untuk mencoba mesin-mesin itu secara gratis, tetapi strategi pemasaran ini tidak terlalu berhasil.

Pada tahun 2010-an, penjualan air purifier mulai meningkat seiring dengan kekhawatiran masyarakat terhadap kualitas udara karena polusi udara yang semakin memburuk di beberapa tempat.

Industri air purifier di China mulai melonjak sejak 2013, dan mencapai puncaknya pada 2017 dengan 7,25 juta mesin terjual dan penjualan tahunan mencapai 16,2 miliar yuan atau sekitar 2,4 miliar dolar AS, menurut laporan industri yang dirilis oleh lembaga riset industri Zhongshang yang berbasis di Shenzhen.

Industri tersebut kemudian terus menurun dan skala penjualan pada 2021 menyusut menjadi 6,5 miliar yuan, sementara pengiriman tahunan hanya sekitar separuh dari tahun 2017, kata laporan itu.

Pada 2018, China meluncurkan kampanye melawan polusi dan membuat sejumlah target khusus untuk 2020. Pada akhir 2020, China berhasil mencapai target-target tersebut lebih awal.

Lingkungan di China terus membaik tahun lalu. Persentase hari dengan kualitas udara yang baik adalah 87,5 persen di kota-kota setingkat dan di atas tingkat prefektur pada 2021, naik 0,5 poin persentase secara tahunan (year on year/yoy), menurut sebuah laporan resmi.

Banner
Tingkat polusi udara China
Foto dari udara yang diabadikan pada 11 Juli 2021 ini menunjukkan taman lahan basah Sungai Nakao di Nanning, Daerah Otonom Etnis Zhuang Guangxi, China selatan. (Xinhua/Cao Yiming)

Konsentrasi rata-rata partikel udara berbahaya PM2,5 tercatat 30 mikrogram per meter kubik, turun 9,1 persen (yoy), menurut laporan itu.

Pada 2025, emisi karbon dioksida per unit Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu akan berkurang sebesar 18 persen dari level pada 2020, menurut surat edaran yang dikeluarkan bersama oleh Komite Sentral Partai Komunis China (Communist Party of China/CPC) dan Dewan Negara China pada 2021.

Di kota-kota setingkat atau di atas tingkat prefektur, intensitas PM2,5 akan berkurang 10 persen, proporsi hari dengan kualitas udara yang baik akan mencapai 87,5 persen selama periode tersebut, menurut surat edaran itu.

Peningkatan kualitas udara juga memaksa produsen air purifier tersebut untuk meningkatkan fungsi mesin mereka. “Industri air purifier harus memenuhi permintaan konsumen akan kesehatan dan ramah lingkungan di masa depan,” tutur Cheng.

*1 yuan = 2.167 rupiah

**1 dolar AS = 14.464 rupiah

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan