Banner

Australia naikkan tingkat ancaman terorisme dari ‘mungkin’ jadi ‘sangat mungkin’

Orang-orang bersantap di sebuah kafe di dalam Museum of Contemporary Art Australia (MCA) di Sydney, Australia, pada 17 Mei 2024. (Xinhua/Ma Ping)

Tingkat ancaman terorisme resmi di Australia dinaikkan dari “mungkin” (possible) menjadi “sangat mungkin” (probable).

 

Canberra, Australia (Xinhua/Indonesia Window) – Tingkat ancaman terorisme resmi di Australia dinaikkan dari “mungkin” (possible) menjadi “sangat mungkin” (probable), demikian diumumkan oleh Perdana Menteri Anthony Albanese.

Berbicara dalam konferensi pers di Canberra pada Senin (5/8), Albanese mengatakan bahwa Komite Keamanan Nasional (National Security Committee/NSC) negara itu memutuskan untuk menaikkan tingkat ancaman terorisme usai mendapat informasi dari Organisasi Intelijen Keamanan Australia (Australian Security Intelligence Organisation/ASIO) dalam sebuah pertemuan pada Senin pagi.

Albanese menjelaskan bahwa keputusan tersebut didorong oleh peningkatan radikalisasi pemuda, radikalisasi daring, dan kemunculan ideologi-ideologi campuran baru.

“Saya ingin meyakinkan warga Australia bahwa tingkat ‘sangat mungkin’ ini bukan berarti ancaman terorisme tidak dapat dihindari dan bukan pula berarti ada informasi intelijen tentang ancaman atau bahaya terorisme dalam waktu dekat, tetapi saran yang kami terima adalah makin banyak warga Australia yang menganut berbagai ideologi ekstrem yang makin beragam dan sudah menjadi tanggung jawab kita untuk selalu waspada,” kata Albanese.

Banner

Mike Burgess, direktur jenderal ASIO, mengatakan bahwa badan tersebut telah menggagalkan delapan kemungkinan insiden teror sejak April. Dia juga memperingatkan bahwa serangan kemungkinan besar akan dilakukan oleh individu atau kelompok-kelompok kecil teroris yang menggunakan taktik dan senjata sederhana di tempat umum yang ramai.

Seorang wanita berkabung untuk para korban serangan di Westfield Bondi Junction Shopping Center di depan University of Sydney Quadrangle di Sydney, Australia, pada 15 April 2024. (Xinhua/Wang Qi)

“Makin banyak warga Australia yang memilih menggunakan kekerasan untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini termasuk aksi protes dengan kekerasan, kerusuhan, dan serangan terhadap politisi atau institusi demokratis,” ujar Burgess dalam konferensi pers pada Senin.

Burgess mengatakan bahwa konflik yang sedang berlangsung di Gaza bukan menjadi penyebab dinaikkannya level ancaman terorisme ini, tetapi merupakan faktor yang signifikan.

Australia menurunkan tingkat ancaman terorismenya menjadi ‘mungkin’ pada November 2022 lalu, delapan tahun sejak kali terakhir dinaikkan ke tingkat ‘sangat mungkin’ pada 2014 saat munculnya ISIS.

Laporan: Redaksi

Banner

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan