Teknologi pemantauan bencana tsunami, yang dinamai GUARDIAN (GNSS Upper Atmospheric Real-time Disaster Information and Alert Network), memanfaatkan sinyal GPS untuk melacak ombak di Cincin Api Pasifik, lalu menyaring sinyal-sinyal tersebut untuk mendapatkan petunjuk bahwa tsunami telah muncul di suatu lokasi di Bumi.
Los Angeles, AS (Xinhua) – Tim ilmuwan dari Badan Penerbangan dan Antariksa Nasional Amerika Serikat (National Aeronautics and Space Administration/NASA) sedang menguji sebuah pendekatan baru untuk mendeteksi tsunami melalui suara gemuruh yang ditimbulkannya di atmosfer, kata lembaga itu pada Rabu (31/5).
Teknologi pemantauan bencana baru tersebut, yang dinamai GUARDIAN (GNSS Upper Atmospheric Real-time Disaster Information and Alert Network), memanfaatkan sinyal GPS untuk melacak ombak di Cincin Api Pasifik. Sistem baru itu menyaring sinyal-sinyal tersebut untuk mendapatkan petunjuk bahwa tsunami telah muncul di suatu lokasi di Bumi.
Meski alat navigasi biasanya berupaya untuk mengoreksi gangguan pada ionosfer, para ilmuwan dapat menggunakannya sebagai alarm penyelamat, kata Léo Martire, ilmuwan di Laboratorium Propulsi Jet NASA di California Selatan yang mengembangkan GUARDIAN.
“Alih-alih mengoreksi hal ini sebagai sebuah kesalahan, kami memanfaatkannya sebagai data untuk mendeteksi bencana alam,” imbuh Martire.
Tujuan jangka panjang teknologi pemantauan bencana tsunami GUARDIAN adalah untuk meningkatkan sistem peringatan dini, menurut NASA.
Tsunami adalah rangkaian gelombang laut yang mampu menjalar dengan kecepatan hingga
lebih 900 kilometer per jam, terutama diakibatkan oleh gempa bumi yang terjadi di dasar laut.
Laporan: Redaksi