Banner

COVID-19 – Ahli: Kekebalan terhadap virus corona bertahan lama

Ilustrasi. Virus corona baru atau SARS CoV-2 (COVID-19) bukanlah virus yang sangat mudah berubah, sehingga cukup beralasan untuk mengharapkan kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksinasi atau secara alami akan bertahan dalam jangka panjang. (Arek Socha from Pixabay)

Jakarta (Indonesia Window) – Virus corona baru atau SARS CoV-2 (COVID-19) bukanlah virus yang sangat mudah berubah, sehingga cukup beralasan untuk mengharapkan kekebalan tubuh yang diperoleh dari vaksinasi atau secara alami akan bertahan dalam jangka panjang, kata seorang ahli Rusia.

“Vaksinasi tahunan untuk flu diperlukan mengingat mutabilitas virus yang tinggi, dan kualitas ini tidak ditemukan dalam SARS CoV-2. Ada cukup alasan untuk percaya bahwa kekebalan diperoleh secara alami, seperti kekebalan pasca vaksinasi kemungkinan besar terjadi pada saat terakhir,” jelas Areg Totolyan, Direktur Lembaga Penelitian Epidemiologi dan Mikrobiologi yang berbasis di St. Petersburg dalam sebuah wawancara pada Kamis (22/10).

Menurut statistik Institut Pasteur, Totolyan mengutip mantan pasien COVID-19 yang tetap mengembangkan antibodi pada tingkat tinggi selama empat bulan, dan merupakan periode pengamatan terlama.

Pada beberapa mantan pasien (hingga 20 persen) antibodi menurun ke tingkat yang tidak terdeteksi oleh sistem pengujian yang tersedia.

Totolyan mengatakan, penurunan jumlah antibodi bukan berarti kekebalan hilang, karena sel memori dan sel yang memproduksi antibodi masih ada dan dapat memberikan perlindungan kekebalan terhadap infeksi di masa mendatang.

Banner

“Pada pasien asimtomatik (tanpa gejala), generasi antibodi juga teramati, tetapi kurang stabil dan dapat berubah menjadi tidak terdeteksi dalam empat hingga enam pekan. Dalam hubungan ini sangat penting untuk mempelajari kekebalan sel pada pasien tersebut guna mengetahui apakah mereka memiliki kekebalan sel atau tidak,” terang Totolyan.

Menurut statistik terbaru, pada Sabtu (24/10), lebih dari 42,5 juta orang telah terinfeksi COVID-19 di seluruh dunia, dan lebih dari 1.149.000 kematian telah dilaporkan.

Sejauh ini, lebih dari 31 juta orang telah pulih dari penyakit tersebut di seluruh dunia.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan