Teknologi brain-computer interface (BCI) diharapkan dapat membantu memulihkan pasien yang memiliki penyakit otak, seperti cedera tulang belakang dan epilepsi, serta menawarkan kemungkinan mewujudkan perpaduan antara kecerdasan otak dan komputer.
Beijing, China (Xinhua) – Tim klinis China telah menanamkan sebuah prosesor nirkabel ke dalam tengkorak seorang pria lumpuh, yang secara signifikan memulihkan keterampilan motoriknya, termasuk meminum sebotol air tanpa dibantu.
Tim tersebut mengumumkan hasilnya pada Selasa (30/1), menyebutnya sebagai terobosan dalam perangkat antarmuka otak-komputer (brain-computer interface/BCI) di negara itu, sebuah teknologi mutakhir yang dapat membantu rehabilitasi pasien-pasien yang memiliki penyakit maupun cedera otak, dan bahkan memperluas kemampuan pemrosesan otak manusia di masa mendatang.
Pasien yang menjalani operasi implan dalam uji klinis pada 24 Oktober 2023 tersebut mengalami cedera tulang belakang total akibat kecelakaan mobil. Pria itu menderita quadriplegia, atau kelumpuhan keempat anggota tubuhnya, selama 14 tahun.
Sejumlah ahli bedah otak dari Rumah Sakit Xuanwu, dengan metode bedah minimal invasif, menanamkan prosesor BCI nirkabel berukuran dua koin ke dalam tengkorak pasien dan berhasil memperoleh sinyal saraf di bagian otaknya yang mengontrol fungsi sensorik dan motorik.
Setelah menjalani pelatihan di rumah selama tiga bulan, pasien tersebut kini mampu mengambil sebotol air melalui sarung tangan berisi udara yang digerakkan oleh gelombang otak, dengan tingkat akurasi menggenggam lebih dari 90 persen.
Pasien itu juga menunjukkan peningkatan skor klinis untuk cedera tulang belakang dan pengukuran potensi yang ditimbulkan oleh sensorik, menurut ahli bedah saraf dalam uji klinis tersebut.
Perangkat implan yang disebut Neural Electronic Opportunity (NEO) ini dikembangkan oleh sekelompok ilmuwan dari Universitas Tsinghua. Bagian internal Neo ditenagai oleh bagian eksternalnya melalui kulit kepala, dan menerima sinyal saraf sebelum mengirimkannya ke komputer atau ponsel.
Berbeda dengan teknologi ‘Telepathy’ yang dikembangkan oleh Neuralink, perusahaan rintisan (startup) asal Amerika Serikat, elektrode NEO tertanam di antara tengkorak dan dura mater, membran luar tebal yang mengelilingi otak dan sumsum tulang belakang.
Elektrode tersebut dapat menjamin kualitas sinyal tanpa merusak jaringan saraf, menurut Hong Bo, seorang profesor dari Fakultas Kedokteran Tsinghua.
Selain itu, NEO menggunakan catu daya nirkabel jarak dekat dan transmisi sinyal, sehingga membuat mesin internal yang ditanamkan di tengkorak tersebut tidak memerlukan baterai, kata Hong.
Pada 19 Desember 2023, kasus implantasi NEO yang kedua pada pasien cedera tulang belakang dilakukan di Rumah Sakit Tiantan Beijing. Pasien tersebut kini menjalani rehabilitasi di rumah.
BCI, yang memungkinkan komunikasi antara otak dan komputer dengan merekam serta menginterpretasikan sinyal otak, menjadi teknologi yang mendapat sorotan di kalangan startup baru-baru ini.
Elon Musk pada Senin (29/1) mengatakan bahwa Neuralink telah menanamkan sebuah perangkat pada manusia untuk pertama kalinya, dan pasien itu pulih dengan baik serta menunjukkan deteksi lonjakan neuron yang menjanjikan.
Kementerian Perindustrian dan Teknologi Informasi China berjanji akan mendukung industri-industri masa depan yang mencakup BCI, metaverse, dan robot humanoid.
Zhao Guoguang, professor di Rumah Sakit Xuanwu, mengatakan bahwa teknologi BCI diharapkan dapat membantu memulihkan pasien yang memiliki penyakit otak, seperti cedera tulang belakang dan epilepsi, serta menawarkan kemungkinan mewujudkan perpaduan antara kecerdasan otak dan komputer.
“Namun, masih ada jalan yang harus ditempuh untuk penerapan BCI dalam skala besar, dan penelitian di masa depan akan dilakukan terkait stabilitas dan fungsionalitas perangkat,” imbuh Zhao.
Laporan: Redaksi