Tanah longsor di Brasil yang terjadi menyusul hujan deras yang mengguyur negara di Amerika Selatan ini dalam waktu kurang dari 24 jam pada 19 Februari lalu, telah menewaskan setidaknya 65 orang, dengan sejumlah lainnya masih hilang, dan memaksa 2.440 orang yang kehilangan tempat tinggal mengungsi karena risiko tanah longsor baru.
Sao Paulo, Brasil (Xinhua) – Jumlah korban tewas bertambah menjadi 65 orang dalam kurun sepekan setelah hujan deras memicu banjir dan tanah longsor mematikan di sepanjang pesisir Negara Bagian Sao Paulo, Brasil tenggara, kata pihak berwenang setempat pada Ahad (26/2).
Di antara korban tewas tersebut terdapat 19 anak-anak, kata pemerintah negara bagian itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan “bantuan bagi para korba terus diprioritaskan.”
Pasukan tentara, pemadam kebakaran, sukarelawan, dan petugas penyelamat masih melakukan penggalian untuk menemukan jenazah para korban dan mencari orang-orang yang masih hilang.
Sebagian besar korban tinggal di lingkungan miskin di daerah berisiko tinggi di lereng pegunungan Sierra de Mar, di dekat Barra do Sahy, sebuah pantai di Sao Sebastiao.
Sekitar 2.440 orang yang kehilangan tempat tinggal harus dievakuasi karena risiko tanah longsor baru.
Pada Ahad, jalan-jalan di sepanjang daerah pesisir dibuka kembali setelah ditutup karena tanah longsor dan kerusakan akibat badai. Namun, jalan raya yang menghubungkan Mogi da Cruzes dengan Bertioga di Negara Bagian Sao Paulo akan tetap ditutup selama enam bulan karena hujan merusak sistem drainasenya.
Pada 19 Februari lalu, kota-kota pesisir Bertioga, Caraguatatuba, Guaruja, Ilhabela, Sao Sebastiao, dan Ubatuba mengalami rekor hujan deras di Brasil dalam waktu kurang dari 24 jam. Pantai Sao Sebastiao, salah satu tujuan pariwisata eksklusif di Brasil, diguyur hujan deras selama sehari dengan curah hujan lebih dari dua kali lipat dibandingkan hujan yang biasanya terjadi pada bulan Februari.
Menurut perkiraan, sekitar empat juta penduduk Brasil tinggal di 14.000 wilayah yang berisiko terkena bencana alam, tunjuk data dari Kementerian Integrasi dan Pembangunan Regional Brasil.
Laporan: Redaksi