Banner

Berkemah di karavan jadi alternatif liburan warga Turkiye di tengah kesulitan ekonomi

Turkiye menjadi destinasi wisata yang terkenal di dunia di kalangan pelancong, tetapi di tengah kesulitan ekonomi, semakin banyak penduduk setempat beralih ke sejumlah alternatif dengan harga terjangkau seperti kendaraan rekreasi (recreational vehicle/RV) dan karavan. (Xinhua)

Berkemah di karavan menjadi alternatif liburan warga Turkiye di kalangan konsumen dari berbagai kategori, yang mayoritas datang dari kota besar, di tengah krisis biaya hidup dan penurunan mata uang nasional.

 

Ankara, Turkiye (Xinhua) – Turkiye menjadi destinasi wisata yang terkenal di dunia di kalangan pelancong, tetapi di tengah kesulitan ekonomi, semakin banyak penduduk setempat beralih ke sejumlah alternatif dengan harga terjangkau seperti berkemah di karavan dan kendaraan rekreasi (recreational vehicle/RV).

Sejak pandemik COVID-19, minat terhadap karavan dan RV melonjak di Turkiye. Kesulitan ekonomi yang dialami negara tersebut di tengah krisis biaya hidup dan penurunan mata uang nasional juga mendorong warga Turkiye untuk beralih ke opsi liburan yang lebih murah.

Satu dekade lalu, peminat karavan mungkin masih terbatas. Namun, kini permintaan untuk kendaraan tersebut meningkat di kalangan konsumen dari berbagai kategori, yang mayoritas datang dari kota besar.

Akibat lonjakan popularitas ini, sejumlah perusahaan otomotif di kota-kota besar seperti Istanbul, Ankara, dan Izmir menawarkan penyewaan atau penjualan minibus yang telah dimodifikasi untuk konsumen.

Banner

Manajer kompleks perkemahan di dekat Izmir mengatakan kepada Xinhua melalui telepon bahwa pada musim panas tahun ini, rata-rata biaya menginap untuk satu keluarga dengan empat anggota mencapai 1.000 lira Turkiye atau setara 38,5 dolar AS per malam di perkemahan karavan bersertifikasi.

Berdasarkan tarif hotel musim ini, akomodasi hotel akan membutuhkan biaya setidaknya tiga kali lipat lebih tinggi.

Meski pemerintah Turkiye sedang menyusun rencana ekonomi baru guna mengatasi masalah ekonomi negara itu usai pemilihan umum pada Mei lalu yang berakhir dengan terpilihnya kembali Presiden Recep Tayyip Erdogan, nilai mata uang lira terus merosot.

Sejak awal tahun ini, mata uang tersebut telah kehilangan sekitar 30 persen dari nilainya terhadap dolar AS, dan karena Turkiye bergantung pada impor, harga sebagian besar komoditas pun meroket.

Inflasi Turkiye hampir mencapai 40 persen pada Mei setelah menyentuh level tertinggi dalam 24 tahun, yaitu di atas 85 persen, pada Oktober tahun lalu.

*100 lira Turkiye = 57.699 rupiah

Banner

**1 dolar AS = 15.018 rupiah

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Banner

Iklan