Taiwan Technical Mission di Karawang mengelola 2,5 hektare lahan pertanian bersama dengan para petani yang menanam beragam sayuran lokal, dan jenis sayur baru dari Taiwan, seperti kacang panjang merah, oyong Taiwan, pare putih, dan okra merah.
Karawang, Jawa Barat (Indonesia Window) – Matahari menyengat di seantero Karawang, Jawa Barat, pada Kamis (24/10), termasuk di area fasilitas pertanian Taiwan Technical Mission (TTM) atau Misi Teknis Taiwan, yang terletak di Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
Namun, sengatan sang surya pagi itu tak membendung semangat 63 siswa kelas 4 Sekolah Islam Terpadu (SIT) Mentari Ilmu Karawang, dan para guru mereka untuk mendengarkan pemaparan dari tim pertanian Taiwan, serta menikmati petualangan menyemai bibit dan memanen aneka sayuran khas Taiwan.
Dalam kunjungan ke fasilitas pertanian TTM tersebut, para siswa dikejutkan dengan kehadiran Cellica Nurrachadiana, mantan bupati Karawang 2016–2020 dan 2021–2023.
Dalam kesempatan tersebut, Cellica mengapresiasi kehadiran Taiwan Technical Mission yang telah membantu pemerintah dan masyarakat Karawang, terutama di sektor pertanian.
“TTM di Karawang berdiri berdiri tahun 2018, saat saya menjadi Bupati Karawang selama enam tahun, sampai hari ini,” ujarnya dalam sambutan pembuka, mengawali program kunjungan para siswa.
Selain di Kecamatan Karawang Barat, lanjutnya, TTM juga hadir di Kecamatan Jayakerta untuk mengatasi kekeringan dan membantu pengembangan tanaman pertanian.
Di hadapan para siswa Mentari Ilmu, Cellica menekankan bahwa Karawang merupakan lumbung beras nasional. “Ada 97.000 hektare lahan di Karawang, yang menghasilkan 13 juta ton hasil tanaman untuk seluruh masyarakat Indonesia.”
“Sementara Karawang cuma perlu 300.000 ton bahan pangan, lalu selebihnya buat siapa? Buat seluruh masyarakat Indonesia. Jadi kalau tidak ada Karawang, kita tidak bisa makan beras. Oleh karena itu, kita harus mempertahankan Karawang sebagai lumbung beras nasional, dan pusat ketahanan pangan nasional,” ucapnya, disambut tepuk tangan meriah dari para siswa yang antusias.
Cellica yang kini menjadi legislator di DPR RI tersebut berharap kerja sama dengan Misi Pertanian Taiwan terus berlanjut, khususnya di Karawang, dan di daerah-daerah lainnya di seluruh Indonesia.
Selanjutnya, dalam pemaparan tentang pertanian, salah satu ahli dari TTM, Owen Peng, memperlihatkan gambar beragam sayuran yang ditanam di lahan pertanian misi pertanian Taiwan.
“Ada yang tahu sayur apa ini?”, tanya Owen kepada para siswa, sambil menunjuk gambar okra merah.
Walaupun sayur tersebut tidak banyak dijumpai di Indonesia, beberapa murid Mentari Ilmu mengacungkan tangan, mencoba untuk menjawab.
Owen dan rekan kerjanya dari Indonesia, kemudian menunjukkan beberapa gambar lagi, memperlihatkan ragam sayuran unik yang jarang ditemukan di pasar-pasar tradisional Indonesia. Ada kyuri atau timun Jepang, zucchini (zukini) yang termasuk dalam kelompok timun, jagung ketan dengan bulir berwarna ungu, serta pare putih.
Setelah mengenal sayur mayur unik dari Taiwan yang ditanam di lahan pertanian Karawang, para siswa lalu diajak untuk menyemai bibit dan memanen sayur di greenhouse, yang dikelola bersama oleh para ahli TTM dan petani Karawang.
Ahli TTM, Jacky Liu, yang menemani para siswa memanen sayur di greenhouse, menjelaskan proses penyemaian, penanaman, hingga pemanenan sayur.
“Menanam sayur juga bisa dilakukan di dalam air. Hasilnya juga bagus seperti kita menanam di tanah,” urainya kepada para siswa, sembari mengangkat segenggam takecai yang di Indonesia dikenal juga sebagai sawi pagoda.
Setelah mendengarkan pemaparan singkat tentang pertanian, serta menyemai dan memanen sayur, para siswa Mentari Ilmu masuk ke dapur TTM untuk mengikuti kelas memasak sayuran khas Taiwan, yakni telur omelet dengan isian sayur okra, tahu kukus berbalut sawi, dan sayur bayam kukus.
Para siswa menikmati menu sehat tersebut, dan tidak ada satu pun dari mereka yang menyisakan hidangan istimewa itu.
Guru pendamping siswa, Lia Susanti, memuji sambutan hangat dari Taiwan Technical Mission selama program sekolah yang disebut ‘Kunjungan Lapangan Tematik (Kulantik)’ tersebut, yang merupakan bagian dari kurikulum merdeka.
“Saya pribadi tidak menyangka kami akan disambut sangat terbuka, dan banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh siswa kami di sini,” ujarnya di sela-sela kunjungan.
Dia menjelaskan, kunjungan para siswa ke fasilitas pertanian Taiwan itu sejalan dengan tema pembelajaran tematik tahun ini, yakni ‘Bangun Jiwa dan Raga-ku’.
“Di sekolah, para siswa diajarkan untuk menanam tanaman obat keluarga. Jadi kunjungan ke TTM ini sangat bermanfaat bagi mereka,” tutur Lia, seraya menambahkan, nantinya akan ada presentasi dari para siswa mengenai pengalaman mereka selama kunjungan tersebut.
Taiwan Technical Mission adalah bagian dari International Cooperation and Development Fund (ICDF), yang didedikasikan untuk meningkatkan pembangunan sosial-ekonomi, meningkatkan sumber daya manusia, dan mempromosikan hubungan ekonomi di berbagai negara mitra berkembang.
Di Karawang, misi teknis Taiwan mengelola 2,5 hektare lahan pertanian bersama dengan para petani yang menanam beragam sayuran lokal, dan jenis sayur baru dari Taiwan, seperti kacang panjang merah, oyong Taiwan, pare putih, dan okra merah.
Selain itu, TTM juga bermitra dengan sejumlah supermarket yang menyerap langsung hasil panen para petani Indonesia.
Laporan: Redaksi