Taiwan gabung blok perdagangan saingan, tandingi RCEP

Presiden RI Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Agus Suparmanto usai penandatanganan dokumen ‘Regional Comprehensive Economic Partnership’ (RCEP) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Ahad (15/11/2020). (Sekretariat Kabinet RI)

Jakarta (Indonesia Window) – Taiwan akan melanjutkan upayanya untuk bergabung dalam perjanjian perdagangan bebas yang melibatkan Jepang dan 10 negara lain di kawasan Asia Pasifik, guna menandingi kemitraan regional Regional Comprehensive Economic Partnership (RCEP), kata Menteri Urusan Ekonomi Wang Mei-hua, menurut Kantor Berita Taiwan (CNA).

RCEP disahkan pada KTT regional di Hanoi pada Ahad (15/11) oleh 10 negara anggota ASEAN dan lima negara mitra, yakni Australia, China, Jepang, Korea Selatan dan Selandia Baru.

Dengan pembentukan RCEP, yang merupakan kesepakatan perdagangan bebas terbesar di dunia, industri hulu petrokimia dan tekstil diperkirakan akan mengalami pukulan besar akibat hambatan tarif, kata Wang.

Dia menambahkan bahwa kementeriannya masih berdiskusi dengan berbagai industri untuk mendapatkan pemahaman tentang dampak dari blok perdagangan tersebut.

Menurut Wang, Taiwan akan melanjutkan upayanya untuk bergabung dengan Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP) yang dengan anggota Australia, Brunei, Kanada, Chili, Jepang, Malaysia, Meksiko, Selandia Baru, Peru, Singapura, dan Vietnam.

Strategi Taiwan lainnya untuk melawan dampak RCEP adalah membantu industri dalam negeri meningkatkan daya saing internasional mereka dan membangun Taiwan menjadi pusat manufaktur berteknologi tinggi di Asia dan pusat manufaktur semikonduktor yang canggih, kata Wang.

Sementara itu, Menteri Tanpa Portofolio John Deng menyatakan bahwa 70 persen ekspor Taiwan ke negara-negara anggota RCEP adalah produk teknologi informasi dan komunikasi yang bebas tarif berdasarkan Perjanjian Teknologi Informasi (ITA) Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) dan ITA 2.

Sementara 30 persen produk dari industri ekonomi lama Taiwan, termasuk sektor petrokimia dan permesinan, mungkin terpengaruh. RCEP tidak akan berdampak besar pada industri Taiwan secara keseluruhan, tambahnya.

Sementara itu, Dewan Pembangunan Nasional (NDC) mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Ahad (15/11) bahwa banyak negara RCEP sudah memiliki keuntungan perdagangan, dan industri Taiwan telah beradaptasi.

Ekonomi ASEAN, misalnya, memiliki perjanjian perdagangan bebas bilateral dengan China, Korea Selatan, Jepang, Selandia Baru, dan Australia, di bawah kerangka kerja ASEAN-plus-one FTA (Free Trade Agreement), sedangkan China dan Korea Selatan sudah memiliki FTA sejak 2015, kata NDC.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan