Syarat-syarat gencatan senjata mengharuskan Hizbullah untuk menarik pasukan dan persenjataannya ke utara Sungai Litani pada 26 Januari. Pada tanggal yang sama, Israel harus menarik seluruh pasukannya ke selatan Garis Biru, yaitu perbatasan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara Lebanon dan Israel. Sementara itu, militer Lebanon akan mengerahkan pasukannya ke daerah tersebut.
Yerusalem, Wilayah Palestina yang diduduki (Xinhua/Indonesia Window) – Menteri pertahanan Israel, Israel Katz, pada Ahad (5/1) mengeluarkan peringatan keras kepada Hizbullah, yang menyatakan bahwa jika kelompok bersenjata tersebut tidak menarik seluruh pasukannya ke utara Sungai Litani, Israel akan mengakhiri perjanjian gencatan senjata.
Syarat-syarat gencatan senjata mengharuskan Hizbullah untuk menarik pasukan dan persenjataannya ke utara Sungai Litani pada 26 Januari. Pada tanggal yang sama, Israel harus menarik seluruh pasukannya ke selatan Garis Biru, yaitu perbatasan yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) antara Lebanon dan Israel. Sementara itu, militer Lebanon akan mengerahkan pasukannya ke daerah tersebut.
Berbicara pada Ahad dalam sebuah kunjungan ke Komando Utara Israel, Katz mengatakan bahwa Israel tetap berkomitmen untuk menegakkan perjanjian tersebut. “Israel berupaya menegakkan perjanjian itu di Lebanon,” katanya.
Namun, dia mengeklaim bahwa Hizbullah belum menuntaskan penarikan pasukannya. “Jika syarat ini tidak dipenuhi, maka tidak akan ada kesepakatan,” katanya.
Kesepakatan gencatan senjata tersebut mengakhiri pertempuran lintas perbatasan selama berbulan-bulan antara Israel dan Hizbullah yang pecah pada Oktober 2023. Namun, Israel tetap melanjutkan operasi terbatas, mengeklaim bahwa mereka menargetkan militan Hizbullah yang melanggar kesepakatan gencatan senjata. Sementara itu, Lebanon dan Prancis menuduh Israel melakukan puluhan pelanggaran gencatan senjata itu, yang kian memperlihatkan betapa rapuhnya kesepakatan tersebut.
Laporan: Redaksi