Strategi transisi energi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi yang tinggi dan keinginan untuk bertransisi ke energi yg lebih bersih adalah menyediakan sumber energi baru atau sumber energi yang bisa diandalkan selayaknya batu bara.
Jakarta (Xinhua) – Indonesia dan China sedang menjajaki peluang kerja sama dalam pemanfaatan nuklir sebagai sumber energi baru ramah lingkungan untuk mendukung penurunan emisi gas rumah kaca di dalam negeri.
Penjajakan kerja sama tersebut dilakukan dalam pertemuan antara Dewan Energi Nasional (DEN) dengan China National Nuclear Corporation Overseas Ltd. (CNOS) di Jakarta pada Rabu (3/7). CNOS merupakan anak perusahaan China National Nuclear Corporation (CNNC) yang berfokus pada pengembangan pasar luar negeri.
“Salah satu strategi transisi energi Indonesia untuk memenuhi kebutuhan energi yang tinggi dan keinginan untuk bertransisi ke energi yg lebih bersih, harus ada sumber energi baru atau sumber energi yang bisa diandalkan selayaknya batu bara. Oleh karena itu, salah satu strategi dalam Kebijakan Energi Nasional adalah melalui energi nuklir,” kata Agus Puji Prasetyono, salah satu anggota DEN, dalam pertemuan tersebut sebagaimana dikutip dari siaran pers.
Dalam hal ini, CNOS menyebutkan bahwa pihaknya telah terlibat dalam beberapa proyek pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) di beberapa negara, seperti ekspor reaktor nuklir ke Aljazair dan Pakistan.
CNOS mampu menyediakan layanan khusus yang mencakup seluruh proses mulai dari perencanaan, pemilihan lokasi, konstruksi, commissioning, hingga pengoperasian. Oleh karena itu, CNOS berharap dapat menjalin kerja sama antara China dan Indonesia terkait pemanfaatan energi nuklir untuk sumber energi bersih.
Laporan: Redaksi