Banner

Wamendag ajak UMKM terapkan strategi omnichannel

Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga, saat memberi sambutan pada peresmian PT Kreatifa Teknologi Nusantara dan peluncuran produk ‘WeDeals’ di Gedung Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (1/11). (Kementerian Perdagangan RI)

Strategi omnichannel merupakan  salah  satu  upaya  untuk  mendorong  terciptanya  ekosistem  perdagangan  digital.

 

Bogor (Indonesia Window) – Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI, Jerry Sambuaga, mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk berinovasi dengan menerapkan strategi omnichannel.

Strategi omnichannel merupakan  salah  satu  upaya  untuk  mendorong  terciptanya  ekosistem  perdagangan  digital, kata Wamendag  Jerry  saat  memberikan  sambutan  pada peresmian PT  Kreatifa  Teknologi  Nusantara dan peluncuran produk ‘WeDeals’ di Gedung Puri Begawan, Bogor, Jawa Barat, pada Rabu, (1/11).

Omnichannel adalah strategi yang  memadukan  penjualan  luring  dan  daring, ungkap Kementerian Perdagangan RI dalam pernyataan tertulisnya yang dikutip oleh Indonesia Window pada Kamis.

Para   pelaku   UMKM   dapat   terus   berinovasi   dengan   menerapkan   strategi omnichannel,   yaitu memadukan  penjualan  luring  dan  daring, kata Wmendag, seraya menambahkan, hal tersebut merupakan  salah  satu  upaya  mendorong  terciptanya ekosistem perdagangan digital.

“Ini  tentunya guna   mewujudkan   iklim   usaha   yang   nyaman   bagi perdagangan digital Indonesia,” ujarnya, seraya mengungkapkan,  kegiatan  perdagangan  digital  selama  ini  sering  dianggap  sebagai penyebab  lesunya  perdagangan  luring.

Menurut Jerry, hal  tersebut  merupakan  paradigma  yang  keliru, karena kegiatan perdagangan   digital   dapat   memberikan   peluang   bagi   para pedagang   guna  memperluas  jangkauan pemasaran mereka.

“Pedagang   atau   pelaku   usaha   harus   mampu   memanfaatkan   seluruh   saluran perdagangan yang tersedia untuk meraih pasar yang lebih luas,” imbuhnya.

Wamendag  mengunkapkan, perdagangan  digital  menunjukkan  potensi  dan  kontribusinya  yang besar  bagi  perekonomian  Indonesia, yang dibuktikan  dengan  nilai  transaksi  niaga  elektronik  sebesar  476,3   triliun   rupiah sepanjang   2022.

Bahkan, nilai   transaksi   niaga   eletronik   pada   2023 diperkirakan mencapai 533 triliun rupiah, dan berdasarkan  data  yang  dihimpun  e-Conomy  SEA  Report,  ekonomi  digital  Indonesia pada 2022 mencapai 77 miliar dolar AS, katanya, seraya menambahkan, angka tersebut diproyeksikan mencapai 130 miliar dolar AS pada 2023.

“Perkembangan niaga elektronik (niaga-el) tidak lepas dari dukungan UMKM. Saat ini jumlah UMKM mencapai 64 juta. Adapun UMKM yang sudah onboarding di perdagangan digital sebesar 21 juta dari 30 juta UMKM yang ditargetkan oleh pemerintah,” ungkapnya.

Jerry menjelaskan, UMKM memberikan kontribusi 97 persen kepada penyerapan tenaga kerja  dan  61  persen  pada  produk  domestik  bruto  (PDB)  nasional.

Selain  UMKM,  Kemendag  juga terus  mendorong  kolaborasi  dalam  membangun  ekosistem  niaga  elektronik melalui  lokapasar,  ritel modern, dan lembaga pembiayaan, tutur Jerry yang mengungkapkan terdapat beberapa program digitalisasi yang dikembangkan Kemendag.

Pertama, pendampingan bagi UMKM onboarding di platform digital melalui kegiatan pelatihan. Kedua, digitalisasi  pasar  rakyat  UMKM  dengan  memanfaatkan Quick  Response  Code  Indonesian  Standard (QRIS)  sebagai  sarana  pembayaran.

Ketiga,  sistem  pemantauan  pasar  dan  kebutuhan  pokok  (SP2KP) pada 567 pasar rakyat pantauan yang tersebar di 441 kabupaten/kota, ujarnya, seraya menambahkan, jumlah tersebut akan bertambah menjadi 610 pasar rakyat pantauan di 514 kabupaten/kota pada 2023.

Keempat, penataan dan penguatan regulasi terkait niaga elektronik melalui Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31 Tahun 2023 tentang Perizinan Berusaha, Periklanan, Pembinaan, dan Pengawasan Pelaku Usaha dalam Perdagangan melalui Sistem Elektronik.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen pada triwulan II-2023. Angka tersebut meningkat dibandingkan pada triwulan sebelumnya sebesar 5,04 persen.

Sementara itu, inflasi Indonesia pada September sebesar 2,28 persen (Year-on-Year/YoY). Angka inflasi tersebut lebih  rendah  dibandingkan  pada  Agustus  sebesar  3,27  persen  (YoY).

Selain  itu,  neraca  perdagangan Indonesia  per  September  sebesar    3,42  miliar dolar AS.  Hal  tersebut  menjadikan  neraca  perdagangan Indonesia  surplus  selama 41  bulan  berturut-turut.

Adapun  secara  kumulatif,  neraca  perdagangan Indonesia dari periode Januari sampai September 2023 berhasil mencatatkan surplus sebesar  27,75 miliar dolar AS.

Laporan: Redaksi

Tinggalkan Komentar

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Iklan