Strategi Gender 2024-2030 Bank Dunia menargetkan membuat 300 juta lebih perempuan dapat menggunakan broadband, yang akan membuka layanan esensial, layanan keuangan, pendidikan, dan peluang kerja; mendukung 250 juta perempuan dengan program-program perlindungan sosial, yang secara khusus berfokus pada kelompok paling miskin dan paling rentan; serta menyediakan modal bagi 80 juta perempuan dan perusahaan yang dipimpin perempuan, sehingga akan mengatasi kendala penting bagi pertumbuhan kewirausahaan.
Washington, AS (Xinhua/Indonesia Window) – Grup Bank Dunia (World Bank Group) pada Kamis (24/10) mengumumkan serangkaian langkah dan tujuan konkret yang dimaksudkan untuk meningkatkan peluang ekonomi bagi lebih banyak perempuan, menandai langkah awal organisasi itu dalam mengimplementasikan Strategi Gender 2024-2030.
Target-target tersebut, yang diluncurkan pada sebuah acara utama dalam Pertemuan Tahunan Dana Moneter Internasional (IMF) dan Grup Bank Dunia 2024, akan berfokus pada penggunaan broadband, perlindungan sosial, dan akses modal.
Per 2030, organisasi pemberi pinjaman multilateral tersebut menargetkan akan membuat 300 juta lebih perempuan dapat menggunakan broadband, yang akan membuka layanan esensial, layanan keuangan, pendidikan, dan peluang kerja; mendukung 250 juta perempuan dengan program-program perlindungan sosial, yang secara khusus berfokus pada kelompok paling miskin dan paling rentan; serta menyediakan modal bagi 80 juta perempuan dan perusahaan yang dipimpin perempuan, sehingga akan mengatasi kendala penting bagi pertumbuhan kewirausahaan.
“Jika kita meningkatkan partisipasi perempuan di bidang ekonomi, itu tidak hanya akan mendorong ekonomi global, tetapi juga memperkuat keluarga dan masyarakat,” ujar Ajay Banga, presiden Bank Dunia. “Melalui pemberdayaan ekonomi, kita membangun tangga untuk keluar dari lubang kemiskinan dan memperluas harapan serta martabat seluas mungkin.”
Hana Brixi, direktur global Bank Dunia untuk urusan gender, mengatakan kepada Xinhua bahwa “bukti-bukti sudah sangat jelas bahwa agar negara-negara dapat memberantas kemiskinan, mereka harus memanfaatkan potensi perempuan.”
“Jika perempuan berpartisipasi dalam perekonomian, pertumbuhan ekonomi menjadi lebih kuat dan produktivitas menjadi makin tinggi, dan hasil keseluruhannya menjadi lebih baik,” ujar Brixi.
Menurut sebuah pernyataan dari Bank Dunia, ada banyak proyek yang sudah berjalan, dan berbagai upaya dapat terus ditingkatkan guna membantu mencapai target-target tersebut. Sebagai contoh, di Zambia, Bank Dunia membantu pemerintah memperluas program bantuan langsung tunai digital kepada hampir 4 juta perempuan, serta mendukung hampir 60.000 perempuan dengan pelatihan keterampilan, modal usaha, bimbingan, dan dukungan untuk membentuk kelompok simpan pinjam (savings group).
Di Ethiopia, sebuah proyek pemberian pinjaman untuk mendukung usaha milik perempuan akan membantu meningkatkan profit mereka hingga 30 persen dan penyerapan tenaga kerja hingga 50 persen dalam kurun lima tahun.
Laporan: Redaksi